SuaraJawaTengah.id - Satu siswi di SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen, Jawa Tengah, menjadi korban perisakan serta intimidasi oleh oknum pengurus organisasi ekstrakurikuler Kerohanian Islam hanya gara-gara tidak memakai jilbab.
Siswi Kelas X asal Kecamatan Miri itu mengakui, intimidasi didapatkan melalui pesan Whatsapp (WA). Awalnya, pesan itu disampaikan langsung ke nomor siswi berinisial Z tersebut.
Oknum pengurus Rohis itu terus menerus mengirim pesan supaya Z mau menjalankan syariat Islam dengan cara memakai jilbab.
Hampir setiap hari pesan itu masuk ke nomor ponselnya sehingga ia merasa terganggu.
“Karena anak saya merasa terganggu dengan pesan-pesan itu, saya meminta dia untuk memblokir nomor pengurus Rohis itu. Setelah diblokir, intimidasi itu ternyata tidak berhenti. Dia tetap mengirim pesan melalui nomor ponsel teman anak saya. Pesan itu lalu diminta disampaikan kepada anak saya,” ucap AP, orang tua Z kepada Solopos.com—jaringan Suara.com, Rabu (8/1/2020).
Salah satu pesan itu menyebut bila orang tua Z mendukung anaknya melakukan sesuatu yang tidak benar atau melanggar syariat Islam karena membiarkan anaknya tidak berhijab.
Saat AP meminta bertemu, oknum pengurus Rohis itu menolak. Dia meminta AP menemui guru PAI, bukan dirinya.
“Nak mboten purun nggeh mpun, tinggal ditunggu nanti di akhirat mawon,” demikian bunyi pesan itu.
Dalam pesan lain, oknum pengurus Rohis itu mengingatkan Z supaya berhijab karena hal itu adalah kewajiban.
Baca Juga: Tersetrum di Kolam Ikan Alun-Alun Sragen, Bocah 9 Tahun Kejang-kejang
"Kandanono, hijab bukanlah pilihan yang dengannya dia bisa memilih, tapi kuwi kewajiban. Siap ora siap, kudu berhijab."
Bernada ancaman, oknum pengurus Rohis itu juga meminta Z tidak membawa masalah itu ke pimpinan sekolah.
“Ingat, jangan sekali-kali bawa masalah ini ke sekolah dan sampai melapor ke kesiswaan karena ini masalah agama.”
AP menyesalkan oknum pengurus Rohis itu terlalu memaksakan kehendaknya untuk meminta anaknya berhijab.
“Itu jelas ancaman. Apalagi kata ‘ingat’ ditulis dengan huruf kapital. Masalah ini kan ada di sekolah, lalu mengapa tidak boleh di bawa ke sekolah,” ujarnya.
Tag
Berita Terkait
-
Minta Ganti Nama Tapi Dilarang, Hendriyanto Aniaya Ibu Kandung hingga Tewas
-
Pedagang Bakso Aniaya dan Injak Kemaluan Istri Siri hingga Opname
-
Mobil PNS Adu Banteng, Satu Pemotor Tewas, Korban Lain Patah Kaki
-
Tahun Depan, Kades dan Perangkat Desa di Sragen Bakal Terima Gaji ke-13
-
Dihantam Hujan dan Angin Kencang Sekolah di Sragen Ambruk
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara