SuaraJawaTengah.id - Buntut kasus intimidasi yang dialami siswi SMAN 1 Gemolong dari pihak pengurus Kerohanian Islam (Rohis) ternyata berpengaruh kepada psikologis Z (16). Siswi tersebut akhirnya memilih tidak bersekolah lantaran trauma.
Trauma tersebut diketahui terjadi setelah dilakukan mediasi antara orang tua dan pengurus Rohis pada Senin (6/1/2020) lalu. Saat itu Z berharap masalah sudah selesai. Namun saat kembali bersekolah pada Selasa (7/1/2020), Z dipanggil Kepala Sekolah untuk diberi pengarahan di hadapan para guru. Pada saat itulah, Z merasa takut dan sempat menangis.
“Saya tidak bisa berkata apa-apa dan hanya menangis. Lalu kepala sekolah menyuruh saya kembali ke kelas dan mengatakan kalau itu menjadi pelajaran untuk saya,” ujar Z dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Solopos.com-jaringan Suara.com pada Senin (13/1/2020).
Lantaran tidak nyaman di kelas, Z akhirnya meminta dijemput ayahnya AP. Namun, AP tidak bisa menjemput anaknya karena saat itu masih berada di Jogja. Akhirnya, pada keesokan harinya, Z tidak berani berangkat sekolah.
“Saya tanya kenapa tidak mau sekolah? Dia malah nangis di pojokan kamar. Sampai Senin [13/1/2020], anak saya masih takut berangkat sekolah. Saya sudah berusaha membujuknya, namun dia malah menangis karena takut,” ucap AP.
Ketika Z tidak berangkat sekolah, perwakilan SMAN 1 Gemolong mendatangi rumahnya di Kecamatan Miri pada Jumat (10/1/2020). Awalnya, AP mengira kedatangan mereka untuk memotivasi anaknya supaya berangkat sekolah lagi.
Namun, dia kecewa karena kedatangan pihak sekolah bermaksud untuk meminta tanda tangan surat pernyataan, bahwa masalah itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Bukannya ikut memotivasi supaya anak saya mau sekolah, malah meminta tanda tangan surat pernyataan. Saya tentu tidak mau, saya menolak tanda tangan surat pernyataan damai itu. Wong tidak ada perang kok tiba-tiba minta damai,” ujar AP.
Ditemui sebelumnya, Kepala SMAN 1 Gemolong Suparno, membenarkan telah bertemu Z setelah mediasi dan bermaksud memberikan dorongan motivasi. Namun saat itu, Suparno mengakui jika Z menandakan dirinya sedang tertekan.
Baca Juga: Kasus Intimidasi Siswi Tak Berhijab di Sragen Dinyatakan Berakhir Damai
“Setelah mediasi, saya menganggap masalah ini sudah selesai. Kami berharap Z bisa bersekolah lagi dengan nyaman. Namun, saya lihat wajahnya merah. Sepertinya dia masih merasa tertekan,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar