Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Kamis, 09 Januari 2020 | 13:54 WIB
Screenshoot percakapan oknum pengurus Rohis yang dianggap mengintimidasi siswa untuk berhijab. (Istimewa via Solopos)

SuaraJawaTengah.id - Satu siswi di SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen, Jawa Tengah, menjadi korban perisakan serta intimidasi oleh oknum pengurus organisasi ekstrakurikuler Kerohanian Islam hanya gara-gara tidak memakai jilbab.

Siswi Kelas X asal Kecamatan Miri itu mengakui, intimidasi didapatkan melalui pesan Whatsapp (WA). Awalnya, pesan itu disampaikan langsung ke nomor siswi berinisial Z tersebut.

Oknum pengurus Rohis itu terus menerus mengirim pesan supaya Z mau menjalankan syariat Islam dengan cara memakai jilbab.

Hampir setiap hari pesan itu masuk ke nomor ponselnya sehingga ia merasa terganggu.

Baca Juga: Tersetrum di Kolam Ikan Alun-Alun Sragen, Bocah 9 Tahun Kejang-kejang

“Karena anak saya merasa terganggu dengan pesan-pesan itu, saya meminta dia untuk memblokir nomor pengurus Rohis itu. Setelah diblokir, intimidasi itu ternyata tidak berhenti. Dia tetap mengirim pesan melalui nomor ponsel teman anak saya. Pesan itu lalu diminta disampaikan kepada anak saya,” ucap AP, orang tua Z kepada Solopos.com—jaringan Suara.com, Rabu (8/1/2020).

Salah satu pesan itu menyebut bila orang tua Z mendukung anaknya melakukan sesuatu yang tidak benar atau melanggar syariat Islam karena membiarkan anaknya tidak berhijab.

Saat AP meminta bertemu, oknum pengurus Rohis itu menolak. Dia meminta AP menemui guru PAI, bukan dirinya.

“Nak mboten purun nggeh mpun, tinggal ditunggu nanti di akhirat mawon,” demikian bunyi pesan itu.

Dalam pesan lain, oknum pengurus Rohis itu mengingatkan Z supaya berhijab karena hal itu adalah kewajiban.

Baca Juga: Disebut Mau Maju Pilkada Sragen, Kaesang Tertawa di Kantor Bupati

"Kandanono, hijab bukanlah pilihan yang dengannya dia bisa memilih, tapi kuwi kewajiban. Siap ora siap, kudu berhijab."

Load More