Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 06 Februari 2020 | 16:55 WIB
Kapolres Banjarnegara AKBP IGA Perbawa Nugraha. [Suara.com/Khoirul]

"Belum ada setahun dia benar-benar menetap di desa, sebelumnya di Jakarta lama,"katanya

Sedari awal, sejak korban Mafruf dinyatakan hilang, Nijo bahkan masih berpikiran positif ke KR. Meski banyak kecurigaan telah mengarah padanya. Sebab, saat warga sibuk melakukan pencarian terhadap korban hilang, KR justru hilang entah kemana.

Usai kejadian, KR pergi meninggalkan rumah dan pamit hendak ke luar kota. Padahal, ia diduga menjadi orang yang terakhir bertemu dengan korban.

Semasa pencarian itu, Nijo yang masih sempat berkomunikasi dengan KR via handphone bahkan meminta pemuda itu agar pulang. Kepulangan KR, dinilainya bisa meredam kecurigaan warga terhadapnya. Jika dia tidak pulang, spekulasi atas kasus ini justru akan berkembang liar hingga menyudutkan posisinya.

Baca Juga: Terdakwa Pembunuhan Satu Keluarga di Banyumas Bersimpuh di Kaki Ibunya

KR pun akhirnya pulang ke rumah dan sempat ikut mendekat saat warga menyambut kedatangan jenazah di rumah duka, Senin pagi (3/2/2020).

"Malah sekarang tersangka, saya ya kaget,"katanya

Nijo pun mengaku baru tahu belakangan, jika KR diduga punya disorientasi seksual. Pemuda itu disebutnya memang punya kepribadian yang 'lembek'. Namun, ia menilai itu sudah pembawaannya dari kecil. Soal dugaan disorientasi seksual, ia tidak pernah berpikir akan hal itu terhadap KR selama ini.

Kontributor : Khoirul

Baca Juga: Kronologi Temuan Jasad Anak di Tumpukan Sampah, Diduga Korban Pembunuhan

Load More