SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 23 kambing milik warga Desa Ngambarsari, Karangtengah, Wonogiri, ditemukan mati dalam beberapa hari belakangan. Kondisinya mengenaskan.
Perut dan leher kambing jenis gembel (berbulu putih) atau domba itu tercabik-cabik.
Kejadian tersebut kali pertama diketahui pada Sabtu (8/2/2020) pagi. Hingga Senin (10/2/2020) pagi masih ditemukan kambing yang mati dengan kondisi serupa.
Seperti dilansir dari Solopos.com--jaringan Suara.com--, Selasa (11/2/2020), Kapolsek Karangtengah, AKP Sentot Giswanto, mengatakan jumlah kambing yang mati selama tiga hari tersebut ada 28 ekor. Sedangkan kambing yang terluka ada empat ekor.
“Hari pertama ada sembilan ekor yang mati, hari kedua 14 ekor dan hari ketiga lima ekor. Total 28 kambing yang mati tersebut milik sembilan warga Desa Ngambarsari,” kata dia saat dihubungi Solopos.com.
Kapolsek sudah meminta pendapat dari petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Solo dan Dinas Kesehatan Hewan Distrik Batuwarno.
Menurut petugas BKSDA, puluhan ekor kambing tersebut mati diduga akibat serangan anjing hutan.
Ada bekas luka gigitan dan tidak ditemukan jejak kaki hewan yang memangsa kambing tersebut di tempat kejadian.
“BKSDA dan dokter hewan menganjurkan agar kambing yang mati tersebut tidak dikonsumsi dan harus dikubur,” kata Sentot.
Baca Juga: Puluhan Ekor Kambing Mati Misterius dengan Kondisi Isi Perut Terkoyak
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Supriyanto, mengatakan kambing yang diserang hanya berjenis gembel.
“Kalau kambing jenis jawa, meskipun satu kandang, tidak dimangsa. Anehnya di situ,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Senin.
Kambing yang dimangsa, lanjut dia, hanya seperti diisap darahnya melalui leher. Daging atau bagian tubuh lain tidak dimakan.
Rata-rata jarak rumah pemilik dengan kandang kambing tidak jauh, tetapi mereka tidak mendengar suara sedikit pun.
“Waktu saya kecil ada cerita anjing ajak. Dulu tradisi warga Ngambarsari kalau ada serangan hama celeng [babi hutan] melakukan ritual memanggil anjing ajak untuk membasmi celeng tersebut. Tetapi kalau zaman dahulu semua anggota tubuh kambing dimakan. Kalau ini hanya diisap darahnya melalui leher, bagian lain tidak dimakan,” beber dia.
Supriyanto menceritakan kematian kambing Sabtu lalu itu kali pertama terjadi di Desa Kebonsari, Kecamatan Punung, Jawa Timur, wilayah perbatasan dengan Ngambarsari.
Berita Terkait
-
Siswa SD Al-Azhar Syifa Budi Riuh di Kantor Ganjar Pranowo, Ada Apa?
-
Gibran Klaim Bakal Pakai Dana Pribadi untuk Maju Pilwalkot Solo
-
Gibran Klaim Bakal Setia dengan PDIP Meski Tak Dapat Tiket Megawati di Solo
-
DPP PDIP Tegaskan Tak Ada Suhu Panas Dalam Pencalonan Pilkada Solo 2020
-
Fit and Proper Test di PDIP Selesai, Gibran Tunggu Keputusan Megawati
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
Transaksi Nataru Aman, BRI Perkuat Layanan Digital dan AgenBRILink
-
Fundamental Solid Dorong Kapitalisasi Pasar BRI Terus Tumbuh Dua Dekade
-
7 Hatchback Bekas di Bawah Rp100 Juta yang Masih Layak Jadi Mobil Harian
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar