SuaraJawaTengah.id - Bagi Warga Desa Krikilan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, nama Karni Martowijoyo atau biasa dipanggil Mbah Karni terdengar familiar. Perempuan yang memiliki enam anak tersebut dikenal warga sebagai salah satu orang tertua di desa tersebut.
Tahun ini, Karni menghitung, usianya genap 123 tahun. Meski begitu, secara fisik kulitnya sudah menunjukan kerutan bahkan pendengarannya pun sudah tak sebaik ketika masih muda. Saat Solopos.com-jaringan Suara.com menyambangi kediaman Mbah Karni di Dukuh Pandak RT 004/RW 01 Desa Krikilan Kecamatan Masaran Sragen pada Jumat (14/2/2020), dirinya sedang duduk ditemani anaknya nomor tiga, Sumini (67) dan menantunya, Wagimin (72).
Karni sendiri tinggal di rumah peninggalan almarhum suaminya bersama Sumini. Namun, kini kedua mata Sumini sudah rabun tetapi mata ibunya, Karni masih bisa melihat dengan jelas.
Sembari duduk lesehan di teras rumahnya, Karni ada beberapa benda menyerupai buntalan plastik warna ungu di sampingnya. Plastik itu kerap dibawanya ke mana pun, karena berisi kinang lengkap dengan tembakau, daun sirih, injet dan gambir.
Baca Juga: Kiyoko Ozeki, Orang Tertua di Jepang yang Raih Gelar Doktor
“Saya tidak pernah minum jamu apa-apa. Jamunya ya nginang,” ujar Karni sembari tertawa lebar memperlihatkan giginya yang sudah ompong kepada Solopos.com-jaringan Suara.com.
Dia kemudian bercerita tentang umur yang telah dilaluinya. Mbah Karni menghitung, sudah seabad lebih menjalani hidup di dunia.
“Saat suami saya masih hidup, umur saya sudah dihitung, yakni 100 tahun lebih 20 tahun. Suami dan saya itu umurnya hampir sama karena satu generasi," kata dia.
Ketika Zaman Jepang menjajah Indonesia, Karni mengemukakan sudah memiliki satu anak yang sudah besar. Sekarang canggah (generasi kelima) Karni ada 10 orang.
"Anaknya hanya enam, tetapi cucu dan buyut sudah lupa jumlahnya saking banyaknya,” kata Karni yang diamini Sumini.
Baca Juga: Orang Tertua di Dunia Meninggal
Karni memang dikenal sebagai perempuan tertua di Desa Krikilan, Kecamatan Masaran. Saat Zaman kolonial Belanda, Karni sudah bersembunyi dari desa satu ke desa lainnya.
Berita Terkait
-
Lansia 72 Tahun di Prancis Bongkar Kekejaman Suaminya, Diperkosa oleh Puluhan Pria Selama Bertahun-tahun
-
Berapa Kadar Asam Urat Normal pada Lansia? Simak Cara Mengatasinya Tanpa Obat
-
Jamaah Umroh Lansia asal Indonesia Jatuh dari Tangga Pesawat, Dimakamkan di Madinah
-
Blusukan dan Temukan Masalah, Pramono Anung Janji Bentuk Pasukan Putih, Ini Tugasnya
-
Siapa Fandi Ahmad? Bintang Timnas Indonesia U-17 Asal Sragen yang Diseret Pemain Kuwait
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
Terkini
-
Jelang Pencoblosan, PAN Jateng Dorong Pilkada Berlangsung Damai, Ini Alasannya
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang
-
Semarang Waspada Hujan dan Banjir Rob Akhir Pekan Ini, Ini Penjelasan BMKG
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs