SuaraJawaTengah.id - Mahkamah Agung (MA) menimbulkan permasalahan baru melalui langkah penerbitan Surat Edaran No 2 Tahun 2020 tentang Tata Tertib Menghadiri Persidangan. Dalam Surat Edaran MA (SEMA) tersebut, terdapat aturan soal pengambilan foto, rekaman suara, dan rekaman TV. Sebelum melakukan ketiganya, seseorang harus mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri (PN).
Aturan itu tertera dalam Tata Tertib Umum poin ke-3. Berdasarkan Tata Tertib Persidangan, pelaksanaan aturan tersebut bahkan dipertegas dengan ancaman pemidanaan pada poin ke-8, yang berbunyi "dalam hal pelanggaran tata tertib sebagaimana dimaksud pada angka 7 bersifat suatu tindakan pidana, akan dilakukan penuntutan terhadap pelakunya."
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surakarta lantas menilai, aturan ini jelas berpotensi menjadi hambatan baru bagi jurnalis dalam menjalankan tugas dan bertentangan dengan hak publik dalam mendapatkan informasi di pengadilan. Tak hanya itu, aturan ini juga bertentangan dengan jaminan kebebasan pers dalam Undang-Undang (UU) No 40 Tahun 1999 tentang Pers. Pasal 4 ayat (3) UU Pers menyebutkan, "untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi."
"Dengan jaminan UU Pers, maka semestinya tidak ada aturan lain yang menghambat pers mencari dan memperoleh informasi. Bahkan pasal 19 UU Pers menyebutkan, tindakan yang menghambat atau menghalangi tugas pers mencari dan menyebarkan informasi bisa dipidana penjara paling lama 2 tahun atau denda Rp500 juta," ungkap Ketua AJI Surakarta Adib M Asfar dalam rilis yang diterima Suara.com, Jumat (28/2/2020).
Baca Juga: Rastafari Datang, HangTuah Akhiri Tren Negatif
Melalui SEMA ini, AJI Surakarta menyatakan, MA telah membuat aturan yang bertentangan dengan aturan hukum yang lebih tinggi. Apalagi, ancaman pidana seharusnya diatur dalam undang-undang, bukan aturan seperti SE Mahkamah Agung.
Di samping bertentangan dengan UU Pers, aturan dalam SEMA ini, lanjut Adib, juga tidak sejalan dengan prinsip persidangan yang terbuka untuk umum, di mana pada Pasal 153 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) disebutkan, "untuk keperluan pemeriksaan hakim ketua sidang membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum kecuali dalam perkara mengenai kesusilaan atau terdakwanya anak-anak."
Adib menegaskan, persidangan yang terbuka adalah hak bagi masyarakat, termasuk terdakwa, agar proses yang berlangsung jelas, terang dilihat, dan diketahui masyarakat, sehingga persidangan tak boleh berlangsung secara "gelap" dan bisik-bisik.
Jika memfoto dan merekam persidangan disertai syarat memfoto dan merekam seizin Ketua PN, jurnalis tak bisa bebas melakukan tugasnya.
"Ketua pengadilan bisa saja menolak memberikan izin dengan berbagai alasan dan kepentingan," terang Adib.
Baca Juga: Gandeng Erajaya dan Tokopedia, Google Luncurkan Nest Mini di Indonesia
Karenanya, AJI Surakarta menyatakan sikap sebagai berikut:
Berita Terkait
-
Dewan Pers: Perpol Polri Soal Jurnalis Asing Bertentangan dengan UU Pers dan Penyiaran
-
Pakar Hukum Pastikan Permohonan Eksekusi Budi Said Terhadap PT Antam Gugur Demi Hukum, Ini Alasannya
-
Mahkamah Agung Kabulkan Permohonan Peninjauan Kembali PT Antam Melawan Crazy Rich Surabaya Budi Said
-
Indonesia Krisis Hakim, Kekurangan Hampir 2.000 Hakim Ancam Kinerja Peradilan
-
Sempat Tertunda Efisiensi Anggaran, Seleksi Hakim Agung dan Ad Hoc HAM Resmi Dibuka!
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025