SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kecewa banyak jenazah pasien positif corona di wilayahnya ditolak warga. Ganjar meminta kepada warga yang menolak menjaga perasaan keluarga almarhum.
Ganjar mengaku miris mendengar informasi tersebut. Pasalnya, penolakan itu akan menyakit perasaan keluarga pasien positif corona yang ditinggalkan. Bahkan, Ganjar sempat bertanya ke berbagai pakar untuk memastikan bahwa virus corona akan ikut mati setelah dikubur.
"Penolakan jenazah Covid-19 mulai muncul di beberapa tempat. Tolong betul saya meminta kepada masyarakat bahwa saya sudah tanya ke beberapa pakar kalau itu sudah meninggal dan prosedur SOP-nya sudah bagus, itu tidak apa-apa. Yang penting Anda tidak melayat, ikuti prosedurnya. Kalau sudah dikubur sudah selesai. Virusnya juga mati juga di situ," terang Ganjar di video yang diunggah oleh pengguna akun media sosial Instagram @ganjar_pranowo, Rabu (1/4/2020).
Maka dari itu, ia kembali meminta masyarakat tidak menolak keberadaan jenazah pasien positif corona. Dengan adanya penolak tersebut, akan memunculkan stigma negatif kepada pihak keluarga korban.
Baca Juga: Update Corona 1 April 2020 di Jogja: 28 Positif, 2 PDP Meninggal
"Satu stigmasisasi pada korban dan keluarga pasti akan sakit. Kedua, masyarkat yang suah terstigmasisasi itu kasihan, mereka butuh dukungan. Saya mohon pada masyarakat jagalah perasaan mereka. Lihat mayatnya enggak boleh, lihat wajahnya nggak boleh, itu sudah sakit. Jangan tambah sakiti perasaan mereka," pungkasnya.
Tak hanya di Lampung, pasien positif corona di Banyumas, Jateng yang meninggal dunia mengalami penolakan dari warga ketika akan dimakamkan. Warga sekitar beranggapan virus corona bisa menulari mereka meski jenazah sudah dimakamkan.
Warga Tumiyang, Pekuncen, Banyumas bahkan secara bergerombol memblokade jalan masuk desa menuju kompleks pemakaman.
Mereka menggelar aksi tersebut hingga pagi hari sampai jenazah pasien positif corona tersebut dipindahkan ke tempat lain. Menurut info yang beredar, jenazah yang dimakamkan di wilayah tersebut bukan lah warga Tumiyang.
"Memang di situ tanah pemkab. Tapi kan dekat dengan pemukiman warga. Apalagi di sana ada peternakan sapi dan bak air yang biasa digunakan warga," terang salah satu warga Iwan, Rabu (1/4/2020).
Baca Juga: Virus Corona Covid-19 Picu Gangguan Tidur, Begini Cara Mengatasinya!
Berita Terkait
-
Alert! Kemenkes Peringatkan Potensi Peningkatan Covid-19
-
Virus Corona Ngamuk Lagi, Kasus Covid-19 di Singapura Meroket Hingga Dua Kali Lipat
-
Jazz Gunung Slamet 2024: Perkuat Pertumbuhan UMKM di Wanawisata Baturraden
-
Berharap Tak Ada Covid Lagi, Doa Pilu Juliadi di Makam Istrinya yang Meninggal karena Virus Corona
-
Edukasi Para Perangkat Desa, LKPP Gelar Sosialisasi PBJ di Desa di Lingkungan Banyumas
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis
-
Perebutan Suara NU: Luthfi-Yasin vs Andika-Hendi, Siapa Lebih Unggul?
-
Wapres Gibran Tinjau Program Makan Bergizi di SMKN 7 Semarang, Siswa Sambut Antusias