Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Ruhaeni Intan
Sabtu, 18 April 2020 | 14:50 WIB
Dr Tirta. [Instagram/@dr.trita]

SuaraJawaTengah.id - Dokter muda Tirta Madira Hudhi bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Jumat (17/4/2020). Dalam kunjungannya itu, ia berpesan kepada masyarakat Jawa Tengah, khususnya para pasien agar bersedia jujur mengenai riwayat kesehatan mereka. 

"Jujurnya simple. Riwayat kontak [dengan pasien positif] enggak? Dari daerah red zone enggak? Kalau gejala sakit ngomong. Keluarganya ada yang [terjangkit] ngomong. Enggak akan diapa-apain," kata Tirta. 

Ia pun memaparkan alasan mengapa pasien COVID-19 yang tidak bersikap jujur soal riwayat kesehatan mereka bisa menimbulkan bahaya  bagi sesamanya. 

"Hal yang paling berbahaya dari COVID-19 itu sebenarnya adalah OTG, Orang Tanpa Gejala, yaitu seseorang yang enggak ada gejala tapi bisa terinfeksi COVID-19. Orang ini harus jujur," katanya. 

Baca Juga: Soal Herd Immunity, WHO Tak Yakin Pasien Sembuh Punya Antibodi Corona

Dokter Tirta Hudhi mengunjungi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Instagram).

Dokter Tirta kemudian menegaskan bahayanya berkata bohong saat menghadapi virus corona. Ia bahkan mengatakan negara bisa hancur apabila masyarakat tidak mau bersikap jujur. 

"Kalau kalian enggak jujur, itu yang bahaya satu, sekitar kalian, dua, tenaga medis. Tolong jujur kalau enggak negaranya hancur," ujarnya. 

Dokter muda yang memilih berwirausaha itu berkunjung ke Semarang pada Jumat (17/4/2020) sebagai perwakilan dari tiga lembaga. Ia mewakili Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Junior Doctor Network (JDN), dan Kurir Kebaikan.  

Dalam kunjungannya itu, ia atas nama perwakilan dari tiga lembaga juga memberikan sumbangan kepada tenaga medis berupa baju hazmat, kacamata pelindung, masker, dan vitamin. 

Ganjar pun menyambut baik bantuan tersebut. Gubernur Jawa Tengah itu juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan berbohong soal riwayat kesehatan.

Baca Juga: BPJS Kesehatan dan IDI Salurkan Bantuan Kesehatan untuk RSUD Tangerang

"Siapapun pasien yang pernah berasal dari daerah zona merah atau ditanya oleh dokter pengalamannya atau perjalanannya, tolong berikan informasi ini dengan baik karena ini akan bisa membahayakan perawat atau sang dokter dan kejadian itu sudah terjadi," tuturnya. 

Sebelumnya, sebanyak 46 tenaga medis di RSUP Kariadi Semarang dilaporkan tertular virus corona COVID-19 dari pasien. Penyebabnya tak lain karena pasien yang diperiksa tak mau berkata jujur soal riwayat kesehatannya.  

Gubernur Ganjar Marah: Pasien Corona Tak Jujur, 46 Medis Tertular COVID-19

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. [Suara.com/Dafi Yusuf]

Lagi-lagi karena pasien tidak jujur saat memberikan keterangan kepada petugas medis. Ini menyebabkan sebanyak 46 petugas medis di RSUP Kariadi Semarang tertular Virus Corona atau Covid-19 saat menjalankan tugasnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo marah. Dia mengatakan tertularnya 46 petugas RSUP Kariadi Semarang disebabkan adanya pasien yang tidak jujur saat memberikan keterangan kepada petugas medis.

"Ternyata saya baru menerima laporan, tertularnya 46 petugas medis di RSUP Kariadi itu karena tidak jujuran pasien saat memberikan keterangan," jelasnya di Puri Gedeh Semarang, Jumat (17/4/2020).

Akibat dari tidak jujuran pasien tersebut malah menjadi petaka. Puluhan dokter, perawat dan tenaga medis di RSUP Kariadi Semarang akhirnya tertular Covid-19.

"Apa yang menimpa petugas RSUP Kariadi sangat saya sayangkan. Kejadian ini menjadi pelajaran buat kita semua," katanya.

Menurutnya apa yang telah terjadi merupakan pembelajaran buat warga Jateng. Ganjar mengaku sedih melihat petugas medis yang sedang berjuang melawan Covid-19 malah tertular Covid-19 karena pasien tidak memberi bohong.

"Saya sedih melihat banyak tenaga medis yang tertular karena ketidak jujuran pasien saat memberikan keterangan," ucapnya.

Jika di jantung dan benteng pertahanan terakhir bisa tertular bearti terdapat masalah yang serius. Untuk itu, Ganjar meminta memperketat protokol kesehatan yang ada di rumah sakit.

"Untuk itu, kami minta seluruh rumah sakit memperketat protokol kesehatan di tempat masing-masing. Itu demi keselamatan petugas medis yang sedang berjuang," imbuhnya.

Load More