SuaraJawaTengah.id - Harga bawang merah yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Kendal pada awal Ramadan tahun ini naik hingga 100 persen dari harga sebelumnya.
Jika sebelumnya bawang merah dijual Rp 25 ribu per kilogram, kini sudah tembus Rp 50 ribu. Selain bawang merah, beberapa komoditas sayuran juga mengalami kenaikan antara 80 persen hingga 100 persen.
Menurut sejumlah pedagang bahan pokok di Pasar Kendal, kenaikan harga bawang merah dipicu minimnya pasokan dari sentra bawang merah lantaran tidak lagi ada panen. Mayoritas petani di kawasan sentra bawang merah, mulai menanam sayuran dan semangka atau melon sehingga pasokan berkurang di pasaran.
“Kenaikannya sudah terjadi selama satu pekan ini, yakni dari Rp25.000 sekarang menjadi Rp50.000 ribu per kilogram. Katanya bawang merah sedang langka, karena sejumlah petani bawang merah tidak ada panen,” kata Seorang pedagang sembako di Pasar Kendal Kristiani seperti dilansir Ayosemarang.com-jaringan Suara.com pada Rabu (29/04/2020).
Diakuinya, pemasok bawang merah yang biasanya menjual bawang merah kepada para pedagang, dalam beberapa pekan ini hanya membawa sedikit barang.
“Para pedagang mau beli banyak juga tidak boleh, itupun harganya sudah tinggi,” tandasnya.
Hal senada diungkapkan pedangang lainnya, Istiqomah. Ia mengakui, pedagang di Pasar Kendal kebanyakan dipasok bawang merah dari wilayah Kendal maupun Brebes. Namun saat ini, bawang merah lokal Kendal maupun Brebes sama sekali tidak ada.
“Para pemasok bawang merah mengaku mendapatkan bawang merah justru dari Kabupaten Pati,” jelasnya.
Meski begitu, kenaikan bahan pangan diakuinya hanya terjadi pada komoditas bawang merah saja. Sedangkan untuk bawang putih masih stabil di harga Rp 32.000 hingga Rp 34.000.
Baca Juga: Hama Serang Tanaman Bawang Merah Kalasan, Produksi Terancam Turun 50 Persen
“Yang turun justru harga daging ayam potong. Biasanya Rp 35.000 hingga Rp 36.000 per kilogram, saat ini hanya laku Rp 25.000 per kilogram."
Seorang pembeli Sulastri, mengeluhkan naiknya harga bawang merah yang mencapai seratus persen. Ia sendiri membeli bawang merah untuk dijual kembali, namun karena harganya sudah tinggi Sulastri terpaksa mengurangi pembelian.
“Kalau belinya saja sudah tinggi ya terpaksa jual lagi lebih tinggi. Saya tidak mau ambil resiko ambilnya sedikit saja."
Berita Terkait
-
Hama Serang Tanaman Bawang Merah Kalasan, Produksi Terancam Turun 50 Persen
-
Gembar-gembor Harga Stabil, Nyatanya Cabai dan Bawang Naik Jelang Ramadan
-
Viral Bawang Merah Dapat Menyerap Virus Corona, Begini Kata Kominfo
-
Bawang Merah Akan Diekspor ke Beberapa Negara
-
Harga Sembako di Bandung Mendadak Naik, Bawang Merah Mahal
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025