SuaraJawaTengah.id - Totok Sugityanto dan Nur Setiyadi, dua warga Desa Sepat, Masaran, Sragen lebih memilih karantina mandiri di rumah kosong daripada harus masuk rumah isolasi yang disediakan pemerintah. Rumah isolasi tersebut belakangan ini memang santer dikabarkan 'berhantu'.
Diwartakan Solopos -- jaringan Suara.com, Minggu (3/5/2020), Totok dan Nur baru saja tiba di kampung halaman dari Palembang, Sumatera Selatan. Kini keduanya menjalani karantina di rumah kosong yang terletak di Dukuh Selorejo RT 059, Desa Sepat, Masaran, Sragen.
Kedua pria yang bekerja di proyek pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit bersyukur bisa pulang sebelum mudik dilarang. Rumah mereka terletak tak jauh dari rumah kosong yang dipakai karantina.
Rumah kosong sederhana dengan tembok plesteran dan papan kayu itu milik mendiang Mbah Darno Pawiro. Rumah itu kosong sejak pemiliknya meninggal empat bulan lalu.
Baca Juga: Sehari 7 Warga Sragen Positif Corona, Semua dari Klaster Ijtima Gowa
Tetapi sejak sembilan hari terakhir, tepatnya Jumat (24/4/2020), rumah kosong itu di huni Totok dan Nur yang menjalani karantina mandiri. Mereka memilih menjalani karantina selama 14 hari di sana ketimbang berkumpul bersama istri dan anak di rumah.
Kalau ingin melihat, anaknya hanya mengintip dari balik jendela luar
Keperluan sahur dan buka puasa kedua pria ini dicukupi keluarga masing-masing. Sehari-hari mereka berkomunikasi dengan keluarga melalui ponsel. Mereka berkomitmen menjalani karantina di rumah kosong untuk mencegah penularan virus corona.
“Meskipun rumah saya bersebelahan hanya berjarak 2 meter, komunikasi juga lewat ponsel. Anak saya kalau ingin lihat bapaknya hanya mengintip dari balik jendela luar. Kami sudah komitmen untuk karantina mandiri selama 14 hari dan tidak berkumpul dengan keluarga. Supaya kalau kami bawa virus biar hilang dulu,” ujar Nur saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (2/5/2020) siang.
Totok pun melakukan hal serupa. Ia berkomunikasi dengan keluarga lewat HP. Warga lainnya pun tidak berani bertatap muka langsung, tetapi menelepon ketika menanyakan kabarnya.
Baca Juga: Kurung Pemudik di Rumah Angker, Bupati Sragen: Memang Harus Dibuat Kapok
Totok dan Nur tidur di dipan kayu dengan jarak yang diatur sedemikian rupa. Nur tidur di dipan yang membujur ke utara. Sedangkan Totok tidur di dipan kayu membujur ke barat bersebelahan dengan lincak yang digunakan untuk salat.
Berita Terkait
-
Harga Tiket Kereta Api Melonjak Setelah Lebaran!
-
Arus Balik Lebaran: Hingga Jumat 880 Ribu Pemudik Telah Kembali ke Jakarta
-
Jakarta Siap Dibanjiri Pendatang Pasca Lebaran 2025! Ini Prediksi Rano Karno
-
Mudik Lebaran 2025 Sepi, Pengamat Ungkap Biang Keroknya
-
Pakar Sebut Penurunan Jumlah Pemudik pada Lebaran 2025 Disebabkan Efisiensi Anggaran
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
Terkini
-
Jangan Paksakan ke Rest Area saat Arus Balik, Ini Tips Istirahat Aman dan Nyaman dari Kapolri
-
Tak Hanya THR, Desa Wunut Tunjukkan Kepedulian Nyata Lewat Jaminan Sosial
-
Nikmati Libur Lebaran, Ribuan Wisatawan dari Berbagai Daerah Ramaikan Saloka Theme Park
-
Viral Tarian Bagi-bagi THR Diduga Tarian Yahudi? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Kenapa Banyak yang Menikah di Bulan Syawal? Ini Jawabannya