Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 07 Mei 2020 | 16:28 WIB
Tim satuan tugas penanganan dan pencegahan Covid 19 Desa Kacangan, Andong, Boyolali, meninjau lokasi karantina di lingkungan permakaman, Kamis (7/5/2020). [Solopos]

SuaraJawaTengah.id - Satu rumah untuk karantina disiapkan Pemerintah Desa Kacangan, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali untuk pemudik yang nekat pulang kampung. Uniknya ruang karantina tersebut disiapkan di dekat pemakaman umum desa setempat.

Meski berada di dekat pemakaman umum, namun pihak desa setempat menjamin ruang karantina yang berada di antara bangunan Masjid Muqorrobiin dan permakaman umum cukup layak untuk dijadikan tempat isolasi.

"Sekarang kami sulap menjadi tempat karantina. Kalau kelayakan, masih cukup layak. Dapur juga bisa dimanfaatkan karena setiap masjid ada hajat, memasaknya juga di lokasi itu," kata Kepala Desa Kacangan Sudarsono seperti dilansir Solopos.com-jaringan Suara.com pada Kamis (7/5/2020).

Sudarsono mengemukakan, ruang tersebut berlantai keramik dengan ukuran ruangan sekitar 6 meter x 4 meter. Selain itu disiapkan selembar karpet warna hijau yang digelar di salah satu sisi ruangan karantina bagi pemudik oleh Pemdes Kacangan, serta satu kipas angin dinding.

Baca Juga: Pemudik Banyuwangi yang Turun di Ketapang Bakal Digiring ke GOR Tawangalun

Selain fasilitas tersebut, ada ruang dapur yang nantinya bisa dimanfaatkan penghuni ruang karantina. Kemudian ada satu pintu yang menghubungkan ruangan tersebut dengan ruang penyimpanan keranda.

Sudarsono mengakui, sebenarnya ada tiga tempat karantina untuk pemudik yang disiapkan pemdes, selain rumah tersebut. Namun bangunan yang menjadi kandidat tempat isolasi itu sudah lama tidak dipakai dan menjadi gudang.

Diakui Sudarsono, ada alasan mendasar dipilihnya ruangan tersebut menjadi tempat isolasi bagi pemudik di musim Covid-19.

"Covid-19 adalah jarak tercepat menuju kematian. Kami tidak mau hal itu terjadi pada warga," katanya.

Dia melanjutkan, sejauh ini pemudik di Kacangan yang telah tercatat ada 204 orang. Semua pemudik yang datang ke wilayahnya harus menjalani isolasi mandiri. Dari jumlah tersebut yang masih dalam masa pemantauan ada 37 orang.

Baca Juga: Masih Ada Supir Bus Diam-diam Angkut Pemudik, Pengusaha Otobus: Itu Oknum

"Setiap pemudik yang datang kami minta mengisi formulir yang menyatakan bersedia menjalani isolasi, baik isolasi secara mandiri atau isolasi di ruang yang difasilitasi desa. Jika isolasi mandiri ternyata tidak tertib, otomatis akan dipindahkan ke ruang karantina yang difasilitasi desa," lanjutnya.

Load More