Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 16 Juli 2020 | 22:22 WIB
Surani, bersama kakaknya, Wardiyanto, sesampainya di kampung halaman di Dukuh Ngembar, Desa Mojorejo, Karangmalang, Sragen, Kamis (16/7/2020). [Foto: Solopos.com]

Ia malah diminta segera meminta maaf kepada majikan supaya tidak dikurung dalam kamar.

"Karena menghubungi KJRI hanya diminta bersabar, saya menghubungi Garda Buruh Migran Indinesia (BMI). Saya lalu diminta membuat video dokumentasi di mana saya disekap di kamar oleh majikan."

"Video itu akhirnya sampai ke KJRI. KJRI lalu menghubungi kepolisian. Karena polisi turun tangan, majikan saya akhirnya ketakutan. Saya lalu dijemput KJRI untuk diantar pulang ke kampung halaman," papar Surani.

Sejak mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari majikan itu, Surani merasa kapok.

Baca Juga: Fotonya Viral, Seorang Tukang Kayu asal Pakistan jadi Model di Arab Saudi

Ia tidak ingin kembali ke Arab Saudi sebagai TKW meski ada beberapa tawaran dari orang yang sudah dikenalnya.

"Sampai di rumah sudah beberapa yang telepon meminta saya balik lagi. Tapi saya tidak mau. Saya mau di rumah saja. Entah nanti bekerja seperti apa," ucapnya.

Meski diperlakukan tidak manusiawi, Surani tidak melaporkan penyekapan yang dialaminya kepada polisi.

Baginya, yang penting dia bisa pulang ke kampung halaman dengan selamat.

Serta membawa lima bulan gaji yang sebelumnya tidak dibayarkan oleh majikan.

Baca Juga: BP2MI Desak KBRI di Saudi Kawal Kasus TKI yang Kritis Disetrika Majikannya

"Perhiasan dan baju yang pernah diminta majikan akhirnya juga dikembalikan. Majikan takut berurusan dengan polisi, sehingga turut mengantar kepulangan Surani."

Load More