Chandra Iswinarno
Jum'at, 14 Agustus 2020 | 13:52 WIB
Warga sedang membersihkan Candi Mijen di Kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen. [Suara.com/Dafi Yusuf]

"Iya sebelumnya, saya memang pernah didatangi oleh wanita berkebaya. Namun saya tidak mengerti apa maksudnya," jelasnya saat ditemui di lokasi, Jumat (14/8/2020).

Setelah merenung beberapa saat, ia teringat pesan almarhumah ibunya yang berpesan agar Riyadi menjaga suatu tempat yang saat ini terdapat reruntuhan candi. Saat itu, ibunya berkata jika ada "punden" di tempat tersebut.

"Saat itu ibu saya bilang, kamu jaga dan rawat tempat tersebut. Di situ ada pundennya," ucapnya sembari menirukan perkataan ibunya.

Sebelumnya, reruntuhan candi tersebut tertutup bambu dan rerumputan yang lebat. Tak sedikit warga yang tidak mengetahui jika di tempat tersebut terdapat reruntuhan candi yang cukup tua.

Bahkan beberapa warga juga sering menemukan batu-batu yang mempunyai artefak candi. Namun, karena warga banyak yang tidak mengetahui, akhirnya batu tersebut digunakan untuk membangun pondasi.

"Ya awalnya pada tidak tahu warga di situ," ucapnya.

Selain itu, sebelum ramai ditemukan warga, tempat yang terdapat reruntuhan candi itu juga sering digunakan untuk mencari nomor togel. Tak hanya orang sekitar, warga yang datang dari luar juga sering mencari nomor togel di tempat tersebut.

"Ya kalau dibuat untuk mencari togel ya sering. Tapi tidak tau bisa tembus beneran atau tidak," katanya.

Setelah reruntuhan candi itu ditemukan, Riyadi akan membersihkan tempat tersebut sebulan satu kali. Hal itu sesuai amanah ibunya sebelum meninggal. Bagaimanapun, merawat peninggalan leluhur baginya merupakan hal yang penting.

Baca Juga: Dieng dan Misteri Kompleks Candi Kuno: Pusat Ritual dan Pendidikan Agama?

"Saya akan melaksanakan perintah ibu, kalau mau anak-anak saya akan saya suruh merawat tempat tersebut ketika saya meninggal," imbuhnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More