SuaraJawaTengah.id - Arkeolog Kota Semarang Tri Subekso mengatakan reruntuhan candi yang berada di Dusun Tempel, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen Kota Semarang merupakan tempat yang digunakan untuk pemujaan Dewa Siwa.
Menurutnya, reruntuhan candi tersebut merupakan peninggalan dari periode Hindu-Buddha, tepatnya masuk pada era Klasik Tua di Jawa bagian tengah yang ada pada abad ke-8 hingga 10 Masehi.
"Jadi bisa jadi itu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno," jelasnya kepada SuaraJawatengah.id pada Jumat (14/8/2020).
Jika dilihat, pada reruntuhan candi tersebut terdapat yoni yang digunakan sebagai landasan lingga.
Di dalam permukaan yoni terdapat lubang berbentuk empat persegi yang terhubung dengan cerat.
"Adanya yoni dan lingga dihubungkan dengan keberadaan bangunan candi pada masa lalu. Dalam hal ini pada Zaman Mataram Kuno," katanya.
Menurutnya, tak jauh dari bangunan yoni tersebut dipastikan terdapat bangunan candi karena pada umumnya.
Bangunan yoni tersebut, menurutnya, dibangun di dalam candi sebagai tempat untuk memuja Dewa Siwa.
"Ya di sekitar bangunan tersebut seharusnya ada bangunan candi," jawabnya.
Baca Juga: Reruntuhan Candi Peninggalan Kerajaan Jawa Kuno Ditemukan di Kota Semarang
Apalagi di lokasi tersebut juga ditemukan komponen yang lain seperti nandi (sapi), menara, jalan batu dan batu-batu anak yang lainnya.
Artefak tersebut semakin menguatkan bukti, jika di daerah tersebut dulunya dijadikan permukiman masyarakat Jawa Kuno.
"Adanya candi sangat terkait dengan komunitas penduduknya. Bukti arkeologis ini menunjukan ada permukiman masyarakat Jawa Kuno di Mijen," jelasnya.
Menariknya, imbuh Tri, tak jauh dari lokasi tersebut terdapat sebaran tempat sejarah lainnya, seperti Situs Duduhan yang berupa struktur satu bangunan candi induk dan tiga perwara yang tersusun dari bata.
Selain itu, juga ada sebaran komponen candi seperti yoni di Cangkiran dan Situs Candi Trisobo yang berada di daerah Boja.
Namun saat dikonfirmasi mengenai hubungan dengan kerajaan tua yang ada di Kawasan Dieng, Tri belum bisa menjawab karena membutuhkan penelitian mendalam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota