Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 19 Agustus 2020 | 17:10 WIB
Kapten Sanjoto saat disambangi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kediamannya di Kota Semarang, Rabu (18/8/2020). [Dok. Pemprov Jateng]

SuaraJawaTengah.id - Usianya sudah 90 tahun. Namun ingatan Kapten Sanjoto, veteran pejuang kemerdekaan, belum pudar saat menceritakan detik-detik penggerebekan petinggi PKI DN Aidit di sebuah rumah di Jalan Belimbing, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Di hadapan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang menyambanginya pada, Rabu (18/8/2020) pagi, Kapten Sanjoto dengan lugas menceritakan momen menegangkan itu.

Ketika mendapat perintah menggerebek rumah yang diketahui jadi tempat singgah gembong PKI itu saat masa pelarian, ia tidak menemukan DN Aidit.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1969, ia mendapat hadiah dari komandannya dengan diberikan rumah itu kepadanya.

Baca Juga: Kerja Lebih dari 12 Jam, ABG Dipaksa Berpakaian Seksi dan Dipeluk Tamu

Kondisi rumah saat itu, kata Kapten Sanjoto, rusak parah. Di dinding terdapat peta yang ditujukan bagi pengikut petinggi PKI DN Aidit untuk kabur.

"Setelah itu saya kan tinggal di hotel. Karena saya perwira, jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya dandani dan tempati sejak tahun 1969," ujar Kapten Sanjoto.

Pengawal Para Pahlawan

Selain menceritakan momen penggerebekan gembong PKI DN Aidit, Kapten Sanjoto juga memperlihatkan foto-foto masa mudanya saat masih akti menjadi tentara.

Termasuk saat bertugas mengawal para pahlawan, mulai dari Presiden Soekarno hingga Jenderal Ahmad Yani.

Baca Juga: Kisah Veteran Huni Rumah Tak Jelas Statusnya, Pernah Disinggahi Gembong PKI

"Saya juga pernah ditugaskan untuk mengawal Panglima Besar Jenderal Soedirman. Saat itu ditandu untuk menyeberang jalan poros Wonogiri-Ponorogo. Itu di jalan banyak tentara Belanda, sampai aman hingga Jenderal Besar Soedirman bertemu Bung Karno," cerita Kapten Sanjoto.

Tak Layak Huni

Di usia senjanya kini, Kapten Sanjoto hanya berharap bisa mendapat kejelasan status dari rumah tersebut.

Ya, selama bertahun-tahun, ia bersama keluarganya tinggal di rumah yang tak jelas statusnya itu.

Ia sempat mengurus hak atas rumah itu sejak 2004. Namun sampai sekarang belum jua ada kejelasan.

Di samping itu, kekinian rumah yang ditempati Kapten Sanjoto juga jauh dari kata layak. Meski sudah ditembok, tapi sering bocor saat hujan.

Beberapa bagian atap rumahnya sudah ada yang ambrol. Temboknya juga sudah banyak yang retak.

"Saya hanya ingin rumah ini menjadi tempat berlindung saya menikmati masa tua bersama keluarga," ujarnya.

Salah satu veteran di Kota Semarang, Kapten Sanjoto penerima 4 bintang lencana dari pemerintah di rumah tinggalnya di Jalan Belimbing, Rabu (19/8/2020). [Ist]

Keluh Kesah

Usai mendengar keluh kesah dari veteran pejuang kemerdekaan Indonesia tersebut, Ganjar langsung mengambil langkah cepat.

Ganjar memerintahkan Lurah dan Camat yang turut hadir di lokasi, membantu mengurus kejelasan status rumah Kapten Sanjoto.

"Beliau termasuk orang hebat, masih sehat dan sampai hari ini bisa menceritakan kisah perjuangannya saat gerilya melawan penjajah," kata Ganjar memuji.

"Beliau juga menjadi pengawal Jenderal Besar Soedirman, pindah ke Tegal bersama Jenderal Ahmad Yani dan pernah mengawal Bung Karno. Kalau kita ingin mendengarkan cerita sejarah yang dilakukan pelaku, beliau ini veteran yang langka saat ini."

"Dan rumah ini ditempati beliau, yang statusnya juga hanya memakai. Ada rencana dan kabar baik akan dihibahkan, maka saya minta tolong Lurah dan Camat untuk mengecek asetnya. Kalau memang punya Pemkot Semarang, maka bisa diberikan sesuai yang beliau pernah dengar. Nanti saya akan bantu mendapatkannya," Ganjar menambahkan.

Perbaiki Rumah

Ganjar juga berjanji akan memperbaiki kondisi rumah Kapten Sanjoto yang sudah tak layak huni.

Ia turut mengajak semua pihak, termasuk TNI, ikut peduli dengan kehidupan Kapten Sanjoto yang telah banyak berjasa bagi bangsa Indonesia.

"Saya rasa, setidaknya beginilah cara kita menghormati sesepuh-sesepuh kita. Dalam usia 75 tahun Indonesia merdeka, saya rasa ini waktu yang tepat," tegasnya.

Ganjar juga begitu terkesan dengan sikap Kapten Sanjoto. Meski hidup pas-pasan, namun dia tidak pernah mengeluh.

Gaji yang diterima dari negara sebagai veteran, juga tidak dipermasalahkan.

"Saya terharu, beliau sama sekali tidak mengeluh, tidak merasa kekurangan dan selalu menerima dengan ikhlas. Tidak ada keluar kata-kata, saya sudah berjuang kok hidupnya begini," tuturnya.

"Tapi, sebagai generasi berikutnya termasuk pemerintah saat ini, harus ikut perhatian. Kisah perjuangan dan integritas yang ditunjukkan beliau sungguh-sungguh berkesan bagi generasi muda saat ini," pungkas Ganjar.

Sementara itu, istri Kapten Sanjoto, Sudarsih mengatakan sangat gembira dengan kebijakan yang diambil Ganjar.

Ia yakin, Ganjar mampu mewujudkan keinginan keluarganya untuk bisa mendapatkan hak atas rumah yang ditempati.

"Kalau cita-cita bapak itu, bisa memiliki rumah ini sebelum meninggal. Saya yakin Pak Ganjar bisa membantu. Dan saya terima kasih Pak Ganjar peduli dengan nasib kami," tandasnya.

Load More