SuaraJawaTengah.id - Balap lari yang viral di Kota Solo dianggap ilegal. Namun, inisiator Info Balap Lari Solo, CEL, 19, mengaku saat ini tengah mengurus perizinan penyelenggaraan acara itu ke kepolisian.
Ia berencana membuka ajang itu tidak hanya untuk remaja dan laki-laki. CEL juga akan membuka kelas untuk wanita dan kelas berat.
"Sejauh ini sudah banyak perempuan yang mendaftar melalui pesan Instagram. Bahkan, ibu-ibu juga mendaftar lomba ini. Lalu, kelas berat juga segera saya rilis," kata CEL dilansir dari Solopos.com.
Kelas berat ini untuk peserta dengan berat 90 kilogram ke atas. Ia beserta tiga rekannya sebagai pendiri berkomitmen tidak mengizinkan segala bentuk perjudian.
Menurutnya, balap lari 100 meter itu ia adakan untuk mengenang masa kecil dan murni untuk have fun. Sebagai inisiator balap lari Solo, CEL mengakui mendapat dorongan dari berbagai pihak agar menyelenggarakan acara itu pada lokasi lain seperti lapangan.
Namun, ia mengakui hal itu kurang menarik karena balap lari merupakan adopsi balap liar sepeda motor. "Kami tidak memberhentikan lalu lintas dan sudah sejak awal mengutamakan sepeda motor yang lewat. Sehingga penonton berdiri pada trotoar Jl Yosodipuro lalu pelari pada aspal," paparnya.
Inisiator Info Balap Lari Solo itu membuka pintu selebar-lebarnya jika pemerintah maupun pihak lain memfasilitasi aktivitasnya. Namun, ia tetap meminta jalan raya sebagai lokasi pertandingan lari itu. "Harapan saya pemerintah mendukung. Tetapi mengingat pandemi mungkin ya," paparnya.
Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) DPC Solo, M Badrus Zaman, turut menyimak fenomena balap lari yang tengah viral via media sosial Solo.
M Badrus menyebut aktivitas itu tidak menjadi persoalan selama tidak mengganggu masyarakat. "Saya kira ketika tidak ada yang merasa rugi karena tidak bisa lewat ya tidak apa-apa wong itu olahraga," papar Badrus kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Naik, Pemkot Solo Pastikan Tak Ambil Kebijakan PSBB
Menurutnya, apabila ada perjudian itu merupakan dampak. Ia justru meminta Pemerintah Kota Solo untuk memfasilitasi balap lari itu, bukan melarang atau membubarkan.
Berita Terkait
-
Tersangka Penyerangan di Mertodranan Solo Jalani Rekonstruksi
-
Tren Balap Lari Liar di Jogja, Bukan untuk Kesehatan tapi Pertemanan
-
Sambut Piala Dunia U-20, Ini Rencana Gibran, Perkenalkan Wisata Kota Solo
-
Mau Balap Lari di Samarinda? Siap-siap Ditangkap Polisi!
-
Waduh! Terjaring Razia Masker, Wanita Cantik Ini Dipaksa Nyebur ke Sungai
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC