SuaraJawaTengah.id - Pandemi COVID-19 memberikan dampak di berbagai sektor bisnis, termasuk pertanian, yang mengakibatkan harga produk di tingkat petani jatuh karena daya beli masyarakat menurun. Kondisi senada dialami para petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah untuk sayur-mayur seperti cabai, tomat, bawang putih, sampai tembakau. Kecuali produk kopi yang menjadi salah satu komoditas unggulan masyarakat di kawasan Gunung Sindoro - Sumbing, dan Gunung Prahu.
Dikutip dari kantor berita Antara, harga komoditas kopi di saat pandemi COVID-19 ini cenderung stabil dibandingkan harga komoditas pertanian lainnya.
Bupati Temanggung, M. Al Khadziq menyampaikan, harga kopi tahun ini masih bisa bertahan. Harapannya, petani juga bisa mengambil untung walaupun sedikit, dari harga jual biji kopi (green bean) jenis robusta. Saat ini berkisar Rp20.000 - Rp23.000 per kg.
"Alhamdulillah, di tengah hasil pertanian yang turun, produktivitas kopi tetap bagus, harganya juga meskipun belum terlalu menggembirakan tetapi tidak terlalu menyedihkan. Harapannya, kopi kami lebih tinggi dari harga sekarang ini," sebutnya.
Baca Juga: Ingin Belajar Jadi Pengusaha Kopi? Ikut Saja Pelatihan Gratis Ini
Masyarakat di Kabupaten Temanggung harus bersyukur dikaruniai bumi yang sangat subur. Oleh karena itu, mempunyai kewajiban memelihara dan mengolahnya dengan sebaik-baiknya agar hasilnya maksimal untuk kesejahteraan masyarakat.
Masalah di bidang pemasaran, menurut Bupati Temanggung selama ini pemasaran lebih banyak mengandalkan tengkulak, perantara sehingga hasil yang diperoleh petani kurang maksimal.
"Kalau bicara produksi petani Temanggung sudah jago semua, masalah kami adalah di bidang pemasarannya, yang sering masih terjebak pada tengkulak sehingga harganya kurang menguntungkan," tukasnya.
Oleh karena itu perlu koperasi dan peluang bagi BUMDes untuk mengembangkan pemasaran hasil-hasil pertanian yang lebih bagus.
Sesungguhnya, hal ini menjadi tugas pemerintah untuk melakukan terobosan di bidang pemasaran, tetapi pemerintah tentu memiliki keterbatasan sehingga partisipasi dari masyarakat sangat ditunggu.
Baca Juga: Bupati Temanggung Minta Industri Rokok Segera Beli Tembakau dari Petani
Petani warga Gemawang, Kabupaten Temanggung, Solihin menuturkan harga biji kopi tahun ini hampir sama dengan tahun lalu sekitar Rp22.000 per kg.
Menurut dia stabilnya harga kopi ini kemungkinan karena produktivitas tahun ini agak turun dibanding tahun lalu.
Sebagai contohnya ia menyebutkan dari lahan tanaman kopi miliknya seluas 0,5 hektare idealnya menghasilkan kopi gelondong basah 7-8 ton, namun masa panen tahun ini hanya menghasilkan sekitar 5 ton.
Solihin menuturkan penurunan hasil panen kopi ini karena cuaca kurang mendukung saat pembungaan tahun lalu, yaitu cuaca panas berkepanjangan tanpa ada hujan sehingga bunga banyak yang rontok.
Kepala Dinas Pertanian dan Katahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto menyebutkan luas tanaman kopi di kabupaten Temanggung sekitar 12.000 hektare, 9.000 di antaranya jenis robusta dan sisanya jenis arabika.
Menurut dia banyak tanaman kopi di Temanggung, khususnya jenis robusta banyak yang sudah tua, bahkan sebagian masih ada tanaman tinggalan zaman kolonial Belanda, maka perlu dilakukan penyambungan baru.
"Tahun ini produktivitasnya turun, merupakan siklus dua tahunan, tahun ini memang siklusnya di bawah," jelasnya.
"Tahun ini kami bersama provinsi membuat embung di Rejosari Kecamatan Wonoboyo di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan air laut. Harapannya bisa menjadi demplot, bagaimana kalau kopi itu tetap mendapat air saat kemarau, kalau itu memang ada hasilnya kita bisa kembangkan embung-embung mini di kawasan tanaman kopi," tutur Joko Budi Nuryanto.
Soal ekspor, Bupati Temanggung, M. Al Khadziq menyebutkan potensi ekspor kopi Temanggung sangat tinggi, baik untuk jenis robusta maupun arabika.
"Kopi arabika Temanggung pernah menjadi juara pada festival kopi di Atlanta, Amerika Serikat tahun 2016. Kopi robusta juga demikian, pernah menjadi juara pada festival kopi di Prancis. Di festival tingkat nasional juga berkali-kali kita dapat juara," katanya.
Dan di tengah pandemi COVID-19 ini, petani Temanggung melalui Koperasi Kopi Prima Jaya di Gemawang mampu memasok kopi ke eksportir PT Asal Jaya Malang.
Ketua Koperasi Kopi Prima Jaya Imam Sarjo menuturkan pada akhir Agustus 2020 Koperasi Kopi Prima Jaya mengirim 8 ton kopi robusta grade A ke eksportir PT Asal Jaya Malang. Perusahaan tersebut mengekspor kopi ke sejumlah negara.
"Kami tengah melakukan pembinaan kepada petani agar budi daya kopi menjadi lebih intensif, lebih efektif, dan juga dengan hasil panenan yang lebih berkualitas," jelas Bupati Temanggung.
Selain itu, petani juga diberi edukasi untuk bisa mengolah kopi secara standar sehingga kualitas kopi Temanggung semakin tahun semakin bagus. Apalagi baik kopi robusta maupun arabika dari Temanggung telah mendapat sertifikat Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG).
Berita Terkait
-
Kandang Banteng tak Lagi Angker, Di Balik Keoknya Jago PDIP di Pilgub Jateng
-
Cek Fakta: Kementerian Pertanian Akan Impor Susu dari Vietnam Sebanyak 1,8 Ton
-
Hasil Real Count Pilkada 2024 Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Siapa Unggul?
-
7 Cuitan Menohok usai Pilkada Jateng 2024: Parah- Tolong Selamatkan
-
Luthfi-Taj Yasin Unggul Hitung Cepat, PWNU Jateng Berharap Janji Ditepati
Tag
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
Terkini
-
Ahmad Luthfi-Taj Yasin Menang, Partai Golkar Jateng: Kerja Keras Seluruh Elemen
-
Waspada! Semarang Berpotensi Hadapi Hujan Lebat dan Angin Kencang Selama Sepekan ke Depan
-
Akademisi UIN Walisongo Soroti Praktik Politik Uang dan Lemahnya Peran Bawaslu di Pilkada 2024
-
Misteri Tewasnya Siswa SMK di Semarang: Polisi Bongkar Makam untuk Ungkap Fakta!
-
Hasil Sementara Pilkada Kendal: Tika-Benny Unggul Signifikan, Ajak Rival Bersatu