Scroll untuk membaca artikel
Risna Halidi | Lilis Varwati
Jum'at, 16 Oktober 2020 | 15:17 WIB
Psikolog Sampai Dokter Bilang, Tertawa Solusi Hadapi Stres di Masa Pandemi

SuaraJawaTengah.id - Menjaga kesehatan mental tak kalah pentingnya dengan mempertahankan kebugaran fisik. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Lalu, hal apa yag bisa dilakukan kita semua untuk menjaga kesehatan mental di masa sulit seperti ini?

Menurut ahli jantung di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Baltimore Dr Michael Miller, tertawa bisa menjadi strategi jitu untuk tetap sehat terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Stres yang meningkat memperbesar risiko kejadian kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke. Memiliki selera humor yang baik adalah cara terbaik untuk menghilangkan stres dan kecemasan serta mengembalikan rasa normal selama masa-masa sulit ini," kata Miller dikutip dari Channel News Asia, Kamis (15/10/2020).

Tertawa terbukti dapat melepaskan oksida nitrat, zat kimia yang melemaskan pembuluh darah, mengurangi tekanan darah dan mengurangi pembekuan.

Baca Juga: Stres hingga Merasa Terisolasi, Masalah Mental Pria selama Pandemi

Lewat sebuah studi epidemiologi pada laki-laki dan perempuan yang lebih tua di Jepang terungkap bahwa mereka yang lebih banyak tertawa, memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular umum. 

Memiliki selera humor yang sehat juga dikaitkan dengan hidup lebih lama, sebuah studi epidemiologi dari Norwegia melaporkan. Meskipun korelasi tersebut tampaknya lebih kuat untuk wanita daripada pria.

Pun pengakuan seorang ahli saraf di University College London Sophie Scott juga mengatakan bahwa tertawa juga terbukti mengurangi hormon stres kortisol dan adrenalin serta meningkatkan serapan tubuh dari endorfin yang terasa nyaman.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr Gurinder Singh Bains dari Universitas Loma Linda menemukan bahwa menonton video lucu dikaitkan dengan peningkatan memori jangka pendek pada orang dewasa dan meningkatkan kapasitas mereka untuk belajar.

"Mungkin yang paling relevan saat ini, memiliki selera humor juga membantu orang tetap tangguh dalam menghadapi keadaan yang merugikan," kata George Bonanno, seorang profesor psikologi klinis di Universitas Columbia.

Baca Juga: Perhimpunan Dokter Gigi Tolak Permenkes Terawan dan Berita Populer Lainnya

Dalam sebuah penelitian, Bonanno mewawancarai wanita muda yang pernah mengalami pelecehan seksual dan mencatat ekspresi wajah mereka. 

"Mereka yang berhasil tertawa atau tersenyum pada saat-saat selama wawancara, lebih mungkin melakukan hal lebih baik pada dua tahun setelah kejadian dibandingkan mereka yang tidak," katanya. 

Menurutnya, humor dapat mengendalikan emosi negatif dan memberi perspektif yang berbeda serta memungkinkan seseorang melihat beberapa hal buruk yang terjadi padanya sebagai tantangan, bukan ancaman.

“Charlie Chaplin pernah berkata, 'Untuk benar-benar tertawa, Anda harus dapat menahan rasa sakit Anda dan bermain dengannya,'” kata Paul Osincup, presiden Association for Applied and Therapeutic Humor. 

"Tuliskan semua hal yang paling sulit dan mengganggu saat karantina. Bermainlah dengan itu. Lihat apakah Anda dapat menemukan humor dalam situasi Anda," tambah Osincup.

Megan Werner, seorang psikoterapis dalam praktik pribadi, menggunakan strategi serupa dalam pekerjaannya dengan remaja berisiko di Fayetteville, Arkansas.

Selama sesi terapi kelompok, dia meminta anggota geng remaja tempat dia bekerja berinteraksi dengan Irwin -- kerangka Halloween seukuran manusia -- untuk memancing mereka menghadapi hal berbahaya secara langsung.

"Dalam terapi saya, ini lebih seperti 'mari kita hancurkan, mari kita buat begitu tidak masuk akal sehingga kita menertawakannya.' Ini melepaskan kecemasan, dan kita dapat mendekati topik yang awalnya tidak bisa didekati. Ini menghilangkan kekuatan dari trauma dan membantu meredakannya," jelas Werner.

Load More