Scroll untuk membaca artikel
Risna Halidi | Luthfi Khairul Fikri
Kamis, 22 Oktober 2020 | 13:26 WIB
Plasma darah hasil donor. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Ada-ada saja cara orang bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19. Kali ini, ramai diberitakan tentang banyaknya pemuda di Amerika Serikat yang nekat dan dengan sengaja membuat tubuhnya terpapar infeksi Covid-19.

Dilansir Oddity Central, sejumlah mahasiswa di Universitas Brigham Young Idaho sengaja menularkan tubuhnya dengan Covid-19 agar saat sembuh, tubuh menghasilkan sel atau plasma antibodi Covid-19 yang nantinya bisa dijual kepada khalayak umum.

Dari situ, mereka akan mendapatkan uang tunai dari tindakan menjual 'plasma darah'nya.

Mengetahui fenomena itu, pejabat Universitas Brigham Young langsung melakukan penyelidikan agar bisa mengantisipasi sedini mungkin dan mencegah aksi nekat yang dilakukan sejumlah mahasiswanya.

Baca Juga: Loncat dari Ambulans, Pasien Covid-19 Berbaur dengan Pendemo UU Cipta Kerja

Pejabat kampus juga mengaku mengutuk keras perilaku mahasiswanya dan mengumumkan akan menangguhkan kelulusan mahasiswa yang ketahuan secara sengaja menyuntikkan Covid-19 pada tubuhnya.

"Universitas saat ini sedang menyelidiki insiden di kampus, dan telah mendesak mahasiswa untuk tidak menempatkan diri mereka sendiri dan orang lain pada risiko-risiko, karena risiko tersebut tidak sebanding dengan imbalannya," tegasnya.

Lebih lanjut, menurutnya, tidak pernah ada kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi mahasiswa yang sebanding dengan membahayakan keselamatan mereka. Bahkan, pihak kampus mengaku siap membantu jika ada mahasiswa yang terganjal masalah ekonomi.

Di Idaho sendiri, ada beberapa pusat donasi yang ingin membayar plasma antibodi Covid-19 demi membuat mereka kebal dari wabah. Bahkan ada satu pusat donasi yang dekat dengan kampus, yang siap membayar 100 dolar (setara dengan Rp 1,4 Juta) demi mendapatkan satu kantong plasma antibodi Covid-19.

Pemberian uang itu memang sengaja dilakukan sebagai ucapan terima kasih secara khusus kepada pihak yang dianggap telah menyelamatkan nyawa di masa pandemi.

Baca Juga: Sandang Status Zona Merah, Pendapatan Kota Cirebon Anjlok

Sementara menurut Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, plasma darah orang yang pernah terinfeksi positif Covid-19 mungkin efektif dalam mengobati Covid-19.

Adapun, hingga Selasa (20/10/2020) kemarin, Universitas Brigham Young telah mengkonfirmasi ada 119 kasus mahasiswa aktifnya yang tertular Covid-19 dan 20 kasus karyawan aktif.

Load More