SuaraJawaTengah.id - Pengelola kantin sekolah di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah kian mengencangkan ikat pinggang. Tumpuan mata pencahariannya memburuk sejak Covid-19 mewabah dan menjadi pandemi yang membuat pemerintah menutup kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah sejak Maret 2020.
Dilansir dari Solopos.com jaringan media Suara.com, Pengakuan itu antara lain disampaikan Anwar Rois, 42. Sejak itulah Rois tak lagi memiliki pendapatan tambahan. Kondisi itu membuat Rois semakin mengirit pengeluarannya demi berhemat agar kebutuhan sehari-hari keluarganya tercukupi hingga gajian di bulan berikutnya.
Rois adalah petugas keamanan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Klaten sejak 2006 lalu. Selama hampir dua tahun terakhir atau tepatnya sejak awal 2019 lalu, Rois bersama istrinya, Heni Susilowati, 40, merintis usaha menjadi salah satu dari tiga pengelola kantin sekolah.
Pasangan satu anak itu berjualan aneka makanan ringan, minuman, gorengan, hingga nasi kucing. Jam istirahat menjadi saat yang paling dinantikan para pengelola kantin tak terkecuali Rois dan Heni. Kantin tak pernah sepi dari keriuhan penuh coleteh anak-anak yang jajan dan menghabiskan waktu istirahat di kantin sekolah.
Dari usaha mengelola kantin, Rois dan Heni mendapatkan keuntungan bersih rata-rata Rp75.000/hari. Meski tak menentu, dalam sebulan mereka bisa mengantongi uang Rp1,2 juta. Pendapatan dari kantin itu menambah pundi-pundi uang keluarga kecil itu yang mengandalkan pendapatan utama dari honor Rois sebagai petugas satpam, berkisar Rp1,7 juta/bulan.
Namun, tambahan penghasilan dari kantin itu tak lagi dinikmati keluarga Rois sejak pertengahan Maret lalu karena pandemi Covid-19. Pembelajaran di sekolah ditutup otomatis membuat Rois dan Heni tak jualan. Belum jelas hingga kapan sekolah termasuk kantin ditutup.
Selama lebih dari tujuh bulan terakhir, pintu dan jendela kantin yang dikelola Rois dan Heni tertutup rapat. Sesekali terbuka ketika Rois bersih-bersih. Barang dagangan tak ada lagi yang tersimpan. Aneka makanan ringan serta rentengan bungkus minuman serbuk yang tersisa saat kali pertama tutup gegara pandemi dinikmati sendiri serta dibagi-bagikan ke keluarga di kampung halaman Rois di Desa Wiro, Kecamatan Bayat.
Keluarga kecil itu untuk sementara waktu hanya mengandalkan pendapatan dari honor Rois sebagai petugas keamanan sekolah. Belum ada niatan untuk berjualan di luar sekolah lantaran Rois terikat dengan pekerjaan selaku petugas keamanan sekolah. Sementara, Heni membantu untuk menyiapkan sekadar minuman bagi para guru yang saban hari tetap datang ke sekolah.
Bukan Penerima Bantuan
Baca Juga: Pertama Kali Dalam 5 Bulan, Australia Laporkan Nol Kasus Virus Corona
Meski ikut terdampak langsung, Rois tak menjadi penerima bantuan pemerintah yang digelontorkan kepada warga terdampak pandemi Covid-19. Hanya sekali bantuan yang dia terima berupa paket sembako dari warga kampung yang bersebelahan dengan sekolah.
Rois sadar diri. Meski sudah lama tinggal di sekolah dan memanfaatkan rumah dinas yang tak dihuni sebagai tempat tinggalnya selama bekerja, secara administrasi Rois tak tercatat sebagai warga perkampungan di sekitar sekolah. MTsN 1 Klaten berada di Kelurahan Gergunung, Kecamatan Utara.
Sebaliknya, meski kartu keluarga (KK) keluarga kecil itu masih tercatat sebagai warga Wiro, Rois sudah lama tak menetap di kampung halamannya.
“Sekarang ya mengandalkan penghasilan dari petugas keamanan saja. Ya dicukup-cukupkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilan yang ada diirit-irit,” kata Rois saat ditemui Esposdi MTsN 1 Klaten, Selasa (27/10/2020).
Rois tetap bersyukur. Di tengah upayanya menghemat pengeluaran, terkadang ada rejeki tak terduga. Sesekali ada para guru baik hati yang memberinya uang sebagai bentuk apresiasi atas kinerjanya menjaga keamanan sekolah.
“Selama saya tinggal di rumah dinas juga tidak harus mengeluarkan uang untuk membayar rekening listrik atau air. Jadi bisa lebih hemat,” ungkap dia.
Berita Terkait
-
Ford Transit Bakal Muncul Dalam Versi Mobil Listrik
-
Paldam I/BB Operasi Disiplin Warga, Terapkan Protokol Kesehatan
-
Awal November, Balikpapan Mencatat Kasus Positif COVID-19
-
Pertama Kali Dalam 5 Bulan, Australia Laporkan Nol Kasus Virus Corona
-
Dampak Libur Panjang, 69 Wisatawan di Puncak Reaktif Covid-19
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota