Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 02 November 2020 | 16:58 WIB
Warga Saudi dan warga asing mengelilingi Ka'bah (Tawaf) di kompleks Masjidil Haram di kota suci Mekkah, Minggu (4/10/2020). [Saudi Ministry of Hajj and Umra / AFP]

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Arab Saudi sudah kembali membuka pelaksanaan ibadah umrah mulai 1 November 2020 setelah ditutup selama sekitar sembilan bulan akibat wabah Covid-19.

Kebijakan tersebut disertai dengan sejumlah persyaratan ketat terkait protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Hal ini membuat biaya umrah melonjak.

Manajer Biro Umrah‎ Mutiara Azra Kota Tegal, Hadna Rizanggi menyambut baik kebijakan pembukaan kembali ibadah umrah.

Meski demikian, ‎menurut dia, terdapat sejumlah persyaratan tambahan yang menjadi kendala bagi biro umrah di Indonesia.

Baca Juga: KPU Riau Sosialiasi Pilkada ke Warga Suku Akit, Kepala Dusun: Mari Menyucuk

"Banyak persyaratan tambahan, salah satunya usia jemaah umrah dibatasi 18 tahun sampai 50 tahun. Padahal di Indonesia, kebanyakan orang baru berpikir untuk umrah setelah berusia 50 tahun," kata Hadna kepada Suara.com, Senin (2/11/2020).

‎Persyaratan lainnya, lanjut Hadna, yakni jemaah umrah harus dites swab dulu sebelum diberangkatkan. Mereka juga wajib menjalani karantina selama tiga hari sebelum berangkat dan setiba di Jeddah atau Madinah.

Kemudian, selama menjalankan umrah, jemaah umrah diwajibkan memakai hotel‎ bintang 4 atau 5 dan kamar yang ditempati maksimal diisi dua orang.

"Persyaratan-persyaratan tersebut otomatis membuat biaya umrah ada kenaikan. Kalau sebelum Covid-19 biaya umrah berkisar Rp30 juta,‎ sekarang dengan adanya persyaratan tambahan, biaya bisa naik sampai Rp40 juta. Hampir sama dengan biaya haji," ujarnya.

Dengan adanya aturan terbaru tersebut, Hadna mengaku belum berani untuk memberangkatkan jemaah umrah, baik jemaah umrah yang sebelum tertunda berangkat pada Februari lalu maupun jemaah pendaftar baru.

Baca Juga: Sempat Positif Covid-19, Pangeran William Mengaku Sesak Napas?

‎"Kami belum berani memberangkatkan, karena di sana saja masih ada yang tertahan, ‎100 orang. Insya Allah kita baru berani memberangkatkan Februari 2021 karena kami akan lihat dulu, barangkali kebijakannya nanti bisa berubah lagi, terutama soal usia. Mudah-mudahan direview," ucapnya.

Adapun terakit aturan lain seperti tes swab dan karantina, Hadna mengatakan pihaknya tetap harus mengikuti karena ‎sudah menjadi kebijakan dari pemerintah Arab Saudi.

‎"Kemudian biaya jadi lebih mahal mau gimana lagi. Setidaknya ada titik terang bisa berangkat. Aturan lainnya ya kami juga harus ikuti untuk pencegahan Covid-19," ucapnya.

Kontributor : F Firdaus

Load More