SuaraJawaTengah.id - Warga Desa Ngargosoko, Srumbung, Kabupaten Magelang melaporkan monyet ekor panjang (macaca fascicularis) masuk ke permukiman penduduk.
Masuknya hewan liar ke permukiman, diduga terkait meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Hewan liar dikenal peka terhadap perubahan kondisi alam.
Monyet ekor panjang antara lain terlihat di Dusun Soko dan Gedangan, Desa Ngargosoko. Kedua dusun ini berbatasan langsung dengan hutan wilayah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Suryanto, warga Dusun Soko mengaku melihat monyet masuk ke kampung.
"Monyet keluyuran di kampung. Nyangking (membawa) salak dari kebun," kata Suryanto, Rabu (18/11/2020).
Suryanto sehari-hari mencari rumput di pinggiran hutan wilayah TNGM. Menurut dia, taman nasional dihuni beberapa kelompok kera namun baru kali ini ditemui masuk ke perkampungan.
"Di sabo dam atas jumlahnya banyak. Mungkin sampai ribuan. Tapi nggak pernah masuk ke perkampungan," kata Suryanto.
Suryanto menduga, monyet turun akibat meningkatnya ativitas vulkanik Merapi. Sebab selama status Merapi naik menjadi siaga, baru kali ini monyet tampak turun ke permukiman.
Warga Dusun Gedangan, Aan Nugroho mengaku melihat monyet di pohon langsat di samping rumahnya.
Baca Juga: Waspadai Erupsi Merapi, Warga di Bantaran Sungai Krasak Mulai Siapkan Ini
“Tadi sekitar pukul 5 pagi ada 1 ekor di samping rumah,” ujar Aan.
Monyet atau hewan liar lainnya biasa turun ke perkampungan jika Merapi menunjukan peningkatan aktivitas.
“Kalau kata orang-orang tua, kalau kedatangan hewan liar sperti itu berarti tempat itu aman.”
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I TNGM, Wiryawan mengaku belum menerima informasi soal turunnya monyet penghuni Merapi ke permukiman penduduk.
Menurut Wiryawan, fenomena monyet masuk ke perkampungan bisa jadi hanya peristiwa biasa. Monyet yang terpisah dari kawanannnya mungkin saja lari ke permukiman penduduk.
“Tapi tidak tertutup kemungkinan sekarang itu juga karena alasan aktivitas Gunung Merapi. Mungkin di atas lebih panas atau yang lain sebagainya,” ujar Wiryawan.
Berita Terkait
-
Berkali-kali Gempa Guguran, Gunung Merapi Keluarkan Gemuruh Keras
-
Status Gunung Merapi Siaga, Kawanan Monyet Turun ke Pekarangan Rumah
-
Pantau Kondisi Pengungsi Gunung Merapi, PMI Kerahkan 300 Personel
-
Sikapi Status Gunung Merapi, Pemda DIY dan Jateng Diminta Susun Kontingensi
-
Gelisah, Warga Lereng Merapi Pilih Jual Ternak deengan Harga Tak Maksimal
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara
-
Jawa Tengah Borong Penghargaan Teknologi Pendidikan 2025: Rahasia Sukses PPDB Bebas Komplain
-
Rekomendasi Tempat Wisata Thailand untuk Wisatawan Pemula
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif