Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 20 November 2020 | 13:07 WIB
Ilustrasi Tes Covid-19. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk bersedia di-rapid test hingga swab test. Dari dua test itu, yang menjadi utama adalah tes usap atau swab.

Rudy menyatakan, kedua tes itu penting dan wajib dilakukan apalagi ada orang terdekat yang terpapar Covid-19.

"Kami berharap masyarakat jangan takut di-rapid test dan swab, karena itu salah satu memutus mata rantai penyebaran virus ini," kata walikota, Jumat (20/11/2020).

Rudy tak menampik, jika Pemerintah Kota (Pemkot) beserta jajaran terkait dalam posisi serba salah. Jika ada yang terkena, maka dilanjutkan dilakukan tracing.

Baca Juga: Takut Terpapar Covid-19 Lagi, Elvy Sukaesih Makan 4 Putih Telur Tiap Hari

"Namun kita justru serba salah kalau kita swab malah menuduh kita yang enggak-enggak. Kalau tidak swab, ada yang terpapar masif dan meninggal dunia, kami juga yang disalahkan," tuturnya.

"Kalau rapid test dan swab tidak dilakukan, maka bisa terjadi penyebaran corus yang luar biasa," tambah dia.

Rudy menambahkan, langkah pemerintah kota dalam membuat program jogo tonggo, salah satunya menyadarkan masyarakat tentang protokol kesehatan. 

Bahkan Ketua RT dan Ketua RW memiliki peran jogo tonggo sehingga bisa melakukan pengawasan terhadap warganya. Masyarakat juga bisa memahami jika tidak mau melakukan isolasi di rumah sakit, maka bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. 

Dengan demikian, tidak perlu kabur dan khawatir karena Pemerintah Kota Solo memperhatikan kesehatan masyarakatnya. 

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Hong Kong Hadapi Kehancuran Pariwisata

"Kalau tidak mau dirawat di rumah sakit, bisa kok isolasi mandiri. Kami juga terus melakukan tracing ketat bagi orang dekat yang terpapar dan rapid test," paparnya.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan rumah sakit tentang pasien yang terpapar Covid-19 menyusul ada salah satu pasien yang melarikan diri sejak tanggal 27 Oktober 2020 di Jebres. 

"Pasien yang kabur ini menjadi pengalaman pahit dan tidak boleh terjadi lagi. Kalau pada saat itu, ketika di-swab belum tahu positif atau tidak, tapi sudah kabur," ujar Rudy.

Kontributor: RS Prabowo

Load More