SuaraJawaTengah.id - Sudah hampir sembilan bulan Pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Setiap hari, pasien terkonfirmasi postif terus bertambah. Semakin banyak yang tidak taat dengan protokol kesehatan, akan semakin banyak pula yang masuk ke rumah sakit.
Untuk itu kita hanya bisa berharap agar masyarakat semuanya bersungguh-sungguh menghadapi pandemi Covid-19. Kesehatan diri harus dijaga dan protokol harus dipatuhi.
Saat ini, upaya terbaik adalah memutus rantai penularan melalui tes, lacak, dan isolasi. Di level individu, Covid-19 ini sebenarnya penyakit yang bisa dicegah, melalui penerapan disiplin 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun).
Dosen Fakultas Kedokteran Unsoed dr. Yudhi Wibowo, M.PH. memaparkan bahwa pandemi Covid-19 di Kab. Banyumas telah berlangsung lebih dari 46 minggu sejak pertama kali ditemukan kasus positif tekonfirmasi Covid-19 tertanggal 16 Maret 2020 yang lalu.
Pemantauan pandemi Covid-19 dilakukan oleh tim satgas daerah maupun pusat melalui laporan data secara on-line setiap hari.
Dari hasil pemantauan pada hari Jumat (20/11/2020) Kab. Banyumas masuk zona oranye atau risiko sedang.
Hasil pemantauan ini berdasarkan evaluasi data mingguan yang masuk ke Kemenkes dan sangat dinamis.
"Secara umum di Jawa Tengah terjadi kemunduran dalam pengendalian Covid-19 karena saat ini terdapat 10 kabupaten zona merah (Kota Tegal, Banjarnegara, Pemalang, Tegal, Sukoharjo, Kendal, Brebes, Boyolali, Pati, dan Sragen), 25 kabupaten masuk zona oranye termasuk Kab. Banyumas," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SuaraJawaTengah.id Sabtu (21/11/2020).
Ahli Epidemiologi Lapangan itu mengatakan bahwa terdapat 14 indikator dan 1 indikator pelengkap atau triangulasi.
Baca Juga: Sempat Dirawat Sepekan, Mamah Dedeh Akhirnya Sembuh dari Covid-19
Dari ke 14 Indikator tersebut terbagi ke dalam domain epidemiologi (10 indikator), surveilans kesehatan masyarakat (2 indikator), dan pelayanan kesehatan (2 indikator).
Sedangkan indikator pelengkap atau triangulasi adalah angka reproduksi (Rt), ini yang kurang sesuai dengan ketentuan dari WHO bahwa indikator utama dari domain epidemiologi adalah Rt.
Selanjutnya dr.Yudhi menjelaskan, adapun indikator epidemiologi yang berkontribusi terhadap kenaikan zona menjadi oranye adalah 1). Penambahan jumlah kasus positif, 2). Penambahan jumlah kasus meninggal, Penambahan 15 kasus MD per tanggal 19 November 2020, 3). Penambahan jumlah kasus positif yang dirawat di RS, 4). Laju insidensi cenderung meningkat, dari data diperoleh bahwa waktu semakin cepat (dalam hari) untuk penambahan setiap 50 kasus positif terkonfirmasi dan 5). Mortality rate cenderung meningkat dengan CFR 3,36.
"Didapatkan bahwa jumlah pemeriksaan specimen cenderung menurun dan positivity rate cenderung meningkat. Sementara dari indikator pelayanan kesehatan untuk jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit kritis, namun ada keterbatasan ruang ICU, ventilator," ungkap dr. Yudhi
Berdasarkan pemantauan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penularan di komunitas cenderung tinggi, artinya upaya pencegahan atau memutusan rantai penularan di komunitas belum maksimal.
Hal ini sangat terkait erat dengan bagaimana kedisiplinan masyarakat terhadap upaya 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak minimal 2 m dan mencuci tangan pakai sabun minimal 20 detik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik