SuaraJawaTengah.id - Acaraki -- sebutan untuk peracik jamu pada zaman Majapahit -- berniat mengubah citra jamu yang lekat dengan minuman kuno untuk orang tua. Menjadi sesuatu yang bisa dinikmati semua umur, termasuk anak muda.
Selama hampir tiga tahun berdiri, Acaraki memperkenalkan jamu dengan kemasan modern yang unik dan baru. Agar minuman tradisional ini bisa menjangkau lebih banyak orang.
"Kami ingin mengangkat citra bahwa jamu itu menyenangkan dan enak untuk dikonsumsi," tutur manajer Acaraki, Hardiana Prasanti, kepada ANTARA pekan ini.
ANTARA menyambangi Acaraki di Gedung Kerta Niaga 3, Kota Tua, Jakarta, dan mencicipi beberapa menu andalan. Suasana nyaman dan homey langsung menyambut ketika pintu dibuka.
Para peracik jamu di kafe adalah orang-orang yang punya latar belakang sebagai barista atau bartender.
Sebab, alat yang digunakan sama, cuma bahan saja yang berbeda. Menurut salah satu acaraki, bermain-main dengan jamu lebih menyenangkan dan seru ketimbang kopi.
Mengingat belum banyak sumber literatur untuk membuat jamu dengan gaya baru, mereka bereksperimen hingga mendapat hasil terbaik.
Ada kepuasan tersendiri ketika menemukan solusi setelah sibuk mengulik.
Acaraki bermain dengan madu, yogurt, es krim sampai sparkling water. Acaraki memadukan teknik menyeduh kopi dalam membuat jamu: V60, french press, cold drip, mokapot, sampai flairesso.
Baca Juga: Bisakah Diabetes Serang Kaum Muda di Bawah 40 Tahun?
Golden Sparkling adalah salah satu andalan untuk pencinta kunyit asam. Minuman yang hanya disajikan dingin ini dicampur dengan gula dan soda yang segar di tenggorokan.
Kunyit asam juga bisa diminum serupa dengan affogato, pencuci mulut berupa espresso yang dituangkan ke es krim vanila di menu Vanilla Twilight.
Sebagai pengganti espresso, Anda bisa menuangkan kunyit asam di atas es krim vanila. Rasanya segar, ada sedikit jejak kunyit asam namun rasa yang tertinggal tetaplah es krim.
Kami mengalihkan fokus pada minuman Jaman Batu yang terdiri dari ekstraksi tiga jenis jahe -jahe merah, jahe gajah, jahe emprit- dipadukan dengan madu dan lemon.
Biji selasih selaiknya batu-batu kecil ditambahkan paling terakhir, sebagai pemanis serta memperkaya tekstur, sekaligus alasan mengapa ada nama "batu" di menu ini.
Jaman Batu disajikan dengan es, jadi rasanya dingin. Namun rasa jahenya cukup pekat dan terasa "menonjok" di tenggorokan, menciptakan rasa hangat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025