SuaraJawaTengah.id - Melibatkan anak dalam iklan rokok dikatakan pakar merupakan bentuk eksploitasi. Kenapa begitu?
Ini karena perilaku tersebut bertentangan dengan pasal 76 J ayat 2 tentang Perlindungan Anak, yang menegaskan setiap orang dilarang dengan sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh anak dalam penyalahgunaan serta produksi dan distribusi alcohol dan zat adiktif lainnya.
Sedangkan rokok berdasarkan undang-undang adalah produk zat adiktif.
Pakar Perlindungan Anak, Prof. Irwanto mengatakan menjauhkan anak dari segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan rokok adalah salah satu cara melindungi hak anak.
"Di mana anak berhak memperoleh standar kehidupan yang layak agar mereka berkembang baik fisik, mental, spiritual, moral dan sosial dengan baik," ujar Prof. Irwanto dalam acara Lentera Anak, berdasarkan rilis yang diterima suara.com, Rabu (25/11/2020).
Sehingga melindungi anak dari ancaman bahaya rokok juga jadi salah satu hak anak yang harus dipenuhi. Tidak hanya berbahaya untuk kesehatan ancaman rokok juga menurut Prof. Irwanto bisa mengganggu gizi anak lewat ekonomi keluarga yang terganggu.
Misalnya jangan sampai orangtua lebih pilih membeli rokok saat punya uang, dibanding membeli lauk pauk yang bergizi seperti telur atau aneka sayuran lainnya.
"Apalagi jika orang tua anak sakit-sakitan dan meninggal akibat merokok, akan sangat berdampak pada terganggunya keberlangsungan hidup anak," terang Prof. Irwanto.
Ditambah edukasi juga perlu ditingkatkan, mencegah anak terpapar rokok, dan jadi perokok pemula.
Baca Juga: Anak Papua Protes Pembangunan Jokowi: Banyak Nyawa Hilang Cuma-Cuma!
Mengingat data Riskesdas 2018 prevalensi perokok pemula sebanyak 9,1 persen. Naik 2,1 persen dalam 5 tahun, di mana pada 2013 prevalensi perokok pemula di angka 7,1 persen.
"Meskipun sebagian pihak menganggap industri rokok memiliki kontribusi besar dalam perekonomian, hal ini sangat jauh tidak sepadan dengan dampak yang ditimbulkan dari bahaya rokok," terang Prof. Irwanto.
Sedangkan angka perokok anak atau perokok pemula ini bisa merusak rencana Indonesia emas 2045, karena penerus bangsanya jadi tidak sehat, akibat jadi perokok pemula.
"Karena itu untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok, seharusnya rokok tidak diiklankan dan dipromosikan kepada anak," tutupnya.
Berita Terkait
-
Leticia Joseph Tegaskan Menang Gadis Sampul Berkat Kerja Keras, Bukan Gunakan Nama Besar Orang Tua
-
Alami Sesak Napas, Jaja Miharja Dirawat di Rumah Sakit Selama Sepekan
-
Beda dengan Jennifer Coppen, Erika Carlina Tak Masalah Anaknya Dipegang Orang Tak Dikenal
-
Bukan Mobil Premium, Tunggangan Anak Menkeu Purbaya Beda Dari yang Lain
-
5 Tablet Snapdragon Rp2 Jutaan, Anti Lemot untuk Anak Kuliahan
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Lelang on The Street, BRI Sapa Warga di CFD Blora, Kenalkan Peluang Investasi dan Kemudahan BRImo
-
La Suntu Tastio: Layanan Digital BRI Membuat Pengelolaan Keuangan Usaha Jadi lebih Praktis
-
Kolaborasi Lintas Budaya, BRI dan PSMTI Jawa Tengah Gelar Pengajian Kebangsaan di MAJT Semarang
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal