SuaraJawaTengah.id - Aksi pembantaian dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang menewaskan empat warga di Desa lemba Tongo, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11/2020) menjadi perhatian publik dan tokoh agama.
Salah satunya dari tokoh Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New Zaeland Nadirsyah Hosen mengecam tindakan tersebut karena tidak sesuai dengan adab yang diajarkan agama.
Gus Nadir sapaan akrabnya mengomentari kasus pembataian yang dilakukan MIT sesuatu yang dilarang agama bahkan dalam berperang sekalipun ada etika yang harus dijaga.
"Agama mengajarkan kita berperilaku sesuai adab, bukan bertindak biadab. Agama mengajarkan dalam perang pun ada aturan yang tidak boleh membunuh wanita, anak, tokoh agama," katanya melalui akun twitter @na_dirs.
Dosen Hukum Monash University ini mengingatkan kepada kelompok MIT bahwa agama itu mengajarkan cinta bukan kekerasan.
"Apalagi dalam kondisi tdak perang. Agama mengajarkan cinta, bukan benci," terangnya.
Pernyataan Gur Nadir ini juga turut dikomentari oleh warganet yang kesal dengan tindakan MIT lantaran menciderai nilai-nilai kemanusiaan.
"Setuju gus, Nabi Muhammad juga mengajarkan tentang cinta dan kasih," kata akun @Elhud15.
"Mereka berperilaku spt binatang, tp berjubah agama. Mustahil diskusi dengan mereka, otak-hati mereka sudah tertutup. Ilmu agama mereka telah hilang, lepas dari tenggorokan spt anak panah tinggalkan busur," ucap akun @oceanflyer1.
Baca Juga: Husein Ja'far: Kalau MIT Paham Islam, Mereka Akan Memajukan Indonesia Timur
Kemudian ada juga warganet yang menyebut bahwa perbuatan tindakan terorisme itu seperti bisnis.
"MIT ini sisa-sisa 2001 yg tidak bisa dikendalikan. macam isis saat ini, sisanya bikin repot. Tapi ditangan orang tertentu, terorisme adalah bisnis," timpal akun @akticiss.
Sementara itu, netizen lainnya merasa resah dan menggangap banyak orang masih keliru dalam memahami suatu agama.
"Setiap agama memiliki penganut yg keliru memahami agama," jelas akun @cahmbangbung
"Apakah tafsir yg salah Gus? sehingga banyak umat yang tersesat," ungkap akun @rooseno_aji.
Perlu diketahui empat korban pembantaian oleh kelompok MIT teridentifikasi sebagai Yasa, menantunya bernama Pinu, anggota lainnya ialah Pedi dan Naka merupakan jemaat Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan.
Berita Terkait
-
Nasib Petani Sulteng: Jadi Korban Salah Tembak Aparat hingga Target Teroris
-
Pembantaian di Sigi, Horas Bangso Batak: Pemerintah Harus Tegas
-
Bantai dan Bakar Satu Keluarga, Aksi Keji Teroris MIT Dibenci Semua Agama
-
Muhammadiyah: Jangan Terprovokasi, Pembantaian di Sigi Bukan Konflik Agama
-
Teroris Bantai 4 Jemaat, Sahal: Jokowi, Tunjukkan Negara Lindungi Minoritas
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
PKL Semarang Naik Kelas! Kini Punya Manajer Keuangan Canggih di Fitur Aplikasi Bank Raya
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan Terbaik 2025: Dari MPV Keluarga Sampai Sedan Nyaman
-
P! Coffee dan BRI Ajak Anak Muda Semarang Lari Bareng, Kenalkan Literasi Finansial
-
Didukung BRI, Flyover Sitinjau Lauik Hadirkan Akses Lebih Aman dan Efisien di Sumatra Barat
-
Balas Dendam Akademis Uya Kuya: Rumah Dijarah Akibat Hoax, Kini Lulus S2 Hukum IPK 3,72