Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 15 Desember 2020 | 15:45 WIB
Ilustrasi rapid test virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Antisipasi libur panjang natal dan tahun baru (Nataru) di tengah pandemi terus dilakukan. Sebab, angka kasus Covid-19 dirasa masih tinggi peningkatanya. 

Tidak ingin jadi klaster pemudik, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan pelaksanaan operasi yustisi dan tes antigen bagi pendatang di titik-titik peristirahatan. Hal itu dilakukan guna mempersempit penyebaran Covid-19.

"Tadi disepakati, yang mau naik angkutan umum, transportasi udara, kereta dan bus, mesti ada rapid test antigen. Hitung-hitungannya akan deteksi lebih baik lagi, lebih akurat (dibandingkan rapid tes antibodi)," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dilansir dari ANTARA di Semarang, Selasa (15/12/2020). 

Selain itu, Pemprov Jateng juga menyiapkan pos kontrol untuk mengurai kerumunan yang dimungkinkan terjadi dan operasi yustisi yang akan digelar pada titik-titik rawan kerumunan seperti "rest area".

Baca Juga: Jadi Perdebatan, Kebijakan Karantina Pemudik di Solo Masih Dipertimbangkan

"Di 'rest area' akan dipersiapkan tempat untuk lakukan kontrol sehingga tidak terjadi kerumunan. Jawa Tengah akan siapkan yustisi di sana, Satpol PP, juga kepolisian dibantu TNI sekaligus Dinkes untuk bisa ambil sampling tes untuk lakukan pengamanan, rencananya akan di beberapa titik," ujarnya.

Untuk mengantisipasi penambahan kasus COVID-19, Pemprov Jateng juga menyiapkan tempat karantina terpusat, bahkan beberapa tempat sudah disiapkan seperti Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, dan kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jateng, Kota Semarang.

Pemprov Jateng juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terkait dengan rencana penambahan jumlah tenaga kesehatan di tempat isolasi terpusat COVID-19.

Selain itu, Pemprov Jateng telah menambah fasilitas isolasi dan ICU yang ada di rumah sakit, baik tempat tidur ruang isolasi maupun tempat tidur di ruang ICU.

"Sehingga kalau kemudian mereka sudah parah di rumah sakit itu, rumah sakitnya lebih mampu, tapi seandainya mereka tanpa gejala, kita pusatkan saja di situ sehingga penanganannya akan lebih gampang," katanya.

Baca Juga: Pemkot Solo Bikin Bingung, Wisatawan Terlanjur Kabur

Load More