SuaraJawaTengah.id - Muncul kubah lava baru di puncak Gunung Merapi akibat desakan magma dari perut bumi. BPPTKG masih mengamati perkembangan kubah lava tersebut.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan, terjadi inflasi (peninggian permukaan tanah) cukup besar di Merapi pada 31 Desember 2020.
Desakan magma itu kemudian tumbuh menjadi kubah lava baru (gundukan) pada 4 Januari 2021. Menurut Hanik, kubah lava baru muncul di atas kubah lava yang terbentuk tahun 1997.
“Pertanggal 4 Januari 2021, Merapi sudah ada magma baru yang muncul di permukaan. Ditandai dengan adanya lava pijar dan guguran,” kata Hanik Humaida di Command Center Kompleks Setda Kabupaten Magelang, Jumat (8/1/2021).
BPPTKG mengindikasikan kubah lava baru di bibir kawah Merapi itu terhubung dengan kubah lava lainnya yang berada di tengah kawah.
“Ada indikasi di tengah kawah itu juga ada satu. Tanggal 31 Desember ada inflasi yang sangat kuat. Disitu ada indikasi kubah lava, namun sampai sekarang kami masih menunggu perkembangannya,” ujar Hanik.
Menurut Hanik, kubah lava baru ini relatif intens sehingga menyebabkan guguran lava pijar dan awan panas. “Ya jelas yang di atas (kubah lava) 1997 itulah yang lebih intens. Pusat keluarnya magma yang sekarang menjadi lava pijar dan kemarin ada awan panas.”
Namun Hanik meminta warga tidak menyimpulkan bahwa saat ini terdapat 2 kubah lava baru di puncak Merapi. “Jangan terus (disebut) dua kubah lava. Sebenarnya, ini satu kesatuaan. Kita lihat itu ada cracking (rekahan). Tadinya ada di tengah, lalu aktifnya ada di ujung.”
Selama periode Kamis (7/1/2021) hingga Jumat (8/1/2021) pukul 06.00 WIB, terjadi 14 kali guguran lava pijar dari puncak Merapi. Jarak luncuran maksimal 800 meter mengarah ke barat daya atau hulu Kali Krasak.
Baca Juga: Malam Jumat, Gunung Merapi 10 Kali Keluarkan Guguran Lava Pijar
Meski aktivitas Merapi menunjukkan peningkatan, BPPTKG belum merekomendasikan manaikkan status dari siaga (level III) ke awas (level IV). Peningkatan status gunung api ditentukan oleh prediksi luasan terdampak bencana dan potensi korban jiwa.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Kudus di Ujung Tanduk: Menteri LHK Ancam Sanksi Berat Imbas TPA Berbahaya di Atas Tebing
-
Peran BRILink Agen Hadirkan Akses Keuangan dan Pertumbuhan Usaha di Pelosok Desa
-
Gereja Blenduk Semarang Kembali Bersinar: Natal Perdana Pasca Revitalisasi
-
2 MPV Bekas Rasa Sultan, Rekomendasi Mobil Mewah di Bawah Rp100 Juta!
-
Jawa Tengah Diguyur Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Potensi Petir dan Angin Kencang Lokal