SuaraJawaTengah.id - Budayawan Sujiwo Tejo rupanya tak pernah mengucapkan duka cita kepada para orang-orang yang meninggal dunia. Hal ini ia ungkapkan di media sosial.
Dilansir dari Matamata.com, Sudjiwo Tejo menuliskan buah pemikirannya mengenai ucapan 'turut berduka cita' yang menurutnya kurang tepat diucapkan saat ada orang yang meninggal dunia.
"Banyak ucapan 'turut berduka cita' hari ini. Tapi aku cari-cari hubungannya dengan 'Innã liLlãhi wainnã ilaiHi rãji'n' kok nggak ada ya? Bukankah ini esensinya cuma pengakuan bahwa kita 'dari Tuhan kembali ke Tuhan'? Apakah kematian itu duka cita? Jangan2 kehidupan ini yg duka cita?" tulisnya di akun @sudjiwotedjo (10/1/2021).
"'O nggak, Mbah. Turut berduka cita di situ bukan untuk yang meninggal, tapi untuk yang ditinggalkan. Kami tahu meninggal itu suka cita karena kembali ke Tuhan.' Lho? Bukankah yang ditinggalkan juga harus dibesar-besarkan hatinya bahwa kematian bukanlah duka cita sehingga manusia gak tergila-gila dunia?"
Menurut Sudjiwo Tedjo, mengagungkan kehidupan dunia dan menghembuskan bawah sadar bahwa kematian adalah duka cita telah membuat manusia secara tak sadar mengejar dunia, bahkan kalau perlu melakukan korupsi dan aksi tipu-tipu.
"'Jadi mayat-mayat ini gak perlu dicari?' Ya tetap harus dicari! Tp tidak utk didukacitai. Banyak tradisi asli Nusantara yang tidak mendukacitai kematian. Dulu mereka datang layatan tidak dengan baju hitam-hitam, tapi warna warni. Ada yg melawak, menari dan lain-lain. Entah siapa yang bawa paham baru ke Nusantara bahwa kematian adalah duka cita dan dunia ini segalanya," ucap Sudjiwo Tejo.
Pada akhir cuitannya, Sudjiwo Tedjo mengatakan bahwa ia sudah lebih dari 10 tahun tidak mengucapkan turut berduka cita saat ada orang meninggal dunia. Ia mengganti ucapan itu dengan kalimat 'selamat jalan'.
"Udah 10 tahunan lebih ini aku berusaha kembali ke tradisi untuk tak mengucap 'turut berduka cita' kalau ada yang meninggal. Cuma kuucapkan 'Met jalan Pak/Bu Anu ... Sampai jumpa.. #utangRasa.'"
Cuitan Sudjiwo Tejo tersebut mendapat beragam respons dari netizen.
Baca Juga: Unggah Foto Mesra Dul Jaelani dan Pacar, Sujiwo Tejo: Sedih, Enggak Kapok
"Quite mbah @sudjiwotedjo mengingatkan tradisi kearifan lokal Budaya Toraja. Kematian di Tanah Toraja, lebih meriah daripada acara pernikahan. Hanya bentuk kesyukuran dan ucapan terimakasih kpd yg meninggal. Karena yg Meninggal telah pergi ke tempat yg abadi," tulis netizen.
"Ya.. itu perspektif masing-masing aja sih mbah.. Si mbah boleh punya perspektif spt itu. Ada jg yg berperspektif bahwa knp bersedih/berduka cita adlh apakah kelak saat kita yg mati nnt sdh cukup "bekal" nya," komentar netizen yang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
7 Perbedaan Toyota Agya G dan Daihatsu Ayla R yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Membeli
-
Fitur Reksa Dana BRImo Jawab Kebutuhan Investasi Nasabah Modern Digital
-
5 Mobil Bekas Irit BBM, Harga di Bawah Rp115 Juta, Pilihan Cerdas Keluarga Muda
-
Sambut Pergantian Tahun, Indosat Siapkan Jaringan 5G Terluas di Semarang, dan Pacu Ekonomi Digital
-
Semarang Diguyur Hujan Ringan: Waspada Potensi Banjir Rob dan Dampak Ekonomi