Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 13 Januari 2021 | 17:17 WIB
Imbal Balik Subsidi, Petani: Pupuk Prosesnya Lama dan Berbelit-Belit
Ilustrasi petani menebar pupuk bersubsidi di pematang sawah, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. [Antara/Aditya Pradana Putra]

Asmawi mengungkapkan, selaku ketua Gapoktan, pihaknya setiap tahun membuat Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDRK) terkait kebutuhan pupuk untuk petani baik yang menanam padi maupun palawija. Namun realisasinya, petani banyak yang tidak bisa mendapatkan pupuk bersubdisi.

"Saya sendiri merasa kasihan kepada petani. Sudah harga jual panenya selalu tidak menguntungkan, sementara ongkos tanamnya tinggi, ditambah lagi satu kesulitan mengurus pembelian pupuk yang berbelit-belit‎," ujar dia.

‎Untuk itu, Asmawi meminta pemerintah mengevaluasi sistem penyaluran pupuk bersubdisi agar anggaran yang digelontorkan untuk mensubsidi pupuk dapat dirasakan hasilnya, terutama oleh petani.

"Subsidi pupuk yang harusnya untuk memudahkan dan mensejahterakan petani, tapi pada kenyataannya malah mempersulit," tandasnya.

Baca Juga: Timbal Balik Subsidi, Petani Banyumas: Pupuk Subsidi Kualitasnya Jelek

Kontributor : F Firdaus

Load More