SuaraJawaTengah.id - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menginformasikan bahwa dua desa di wilayah setempat terendam banjir akibat meluapnya air Sungai Ranu setelah hujan deras mengguyur kawasan itu sejak Selasa (12/1/2021).
"Dua desa itu, yakni Desa Cilapar dan Penolih di Kecamatan Kaligondang, dilanda banjir akibat meluapnya air Sungai Ranu," kata Bupati dilansir dari ANTARA di Purbalingga, Rabu (13/1/2021).
Dia menambahkan bahwa akibat banjir tersebut puluhan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman karena rumah mereka terendam air.
"Menurut laporan yang kami terima, di Desa Cilapar ada 80 rumah warga yang terendam banjir, sementara di Desa Penolih ada 82 rumah yang terendam," katanya.
Selain merendam rumah warga, kata dia, banjir di Desa Cilapar juga merusak tanggul jalan sepanjang 80 meter. Selain itu, 50 hektare sawah juga dilaporkan rusak karena terendam banjir.
"Dua desa ini memang menjadi langganan banjir akibat meluapnya Sungai Ranu. Tahun 2020 lalu juga terjadi dua kali bencana banjir di wilayah ini akibat sungai yang meluap," katanya.
Bupati juga menambahkan pihaknya sudah menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir di dua desa tersebut.
Bantuan yang diberikan, yaitu paket sembako untuk keluarga yang terdampak banjir.
"Semoga bantuan ini dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak, mengingat banjir tersebut pasti akan menghambat kegiatan ekonomi masyarakat," katanya.
Baca Juga: 6 Penambang Emas Asal Jawa Tengah Tertimbun di Solok Selatan, 2 Tewas
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, masih berpotensi hujan hingga beberapa hari ke depan sehingga masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca diketahui bahwa potensi hujan di Kabupaten Purbalingga meningkat saat menjelang sore hingga malam hari.
Dia juga menambahkan bahwa kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.
Dengan adanya kesiapsiagaan dari masyarakat, kata dia, maka diharapkan masing-masing individu akan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan kemampuan untuk menghadapi kemungkinan atau ancaman bencana.
"Terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana, seperti di wilayah lereng atau perbukitan atau di bantaran sungai, kesiapsiagaan diperlukan guna mengurangi tingkat risiko bencana itu," katanya.
Dia menambahkan bahwa bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi cuaca terkini dapat mengikuti media sosial dan laman milik BMKG lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC
-
7 Poin Kajian Surat Yasin tentang Ilmu, Adab, dan Cara Beragama menurut Gus Baha
-
7 City Car Bekas Rp50 Jutaan yang Cocok untuk Keluarga Baru di 2025