Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 17 Januari 2021 | 19:04 WIB
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat meninjau banjir di Desa Cilapar dan Penolih (ANTARA/HO - Humas Purbalingga)

SuaraJawaTengah.id - Kabupaten Purbalingga sempat dilanda bajir di dua desa akibat meluapnya air Sungai Ranu setelah hujan deras mengguyur. Dua desa itu adalah Desa Cilapar dan Penolih di Kecamatan Kaligondang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi saat musim hujan.

"Waspadai bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan juga angin kencang terutama saat turun hujan deras," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Umar Fauzi seperti dilansir Antara di Purbalingga , Minggu (17/1/2021).

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai hujan yang disertai petir sebagai salah satu upaya mitigasi bencana.

Baca Juga: 6 Penambang Emas Asal Jawa Tengah Tertimbun di Solok Selatan, 2 Tewas

"Kami mengingatkan kepada masyarakat saat hujan turun disertai petir dan angin kencang agar tetap waspada, jangan berada di area lapang atau terbuka, selain itu juga jangan berlindung di bawah baliho atau pohon besar," katanya.

Hal tersebut, kata dia, untuk mewaspadai kejadian sambaran petir, kejadian pohon tumbang dan juga kejadian baliho roboh saat terjadi hujan disertai petir dan angin kencang.

"Selain itu kami juga mengingatkan warga untuk menjauhi area sungai jika debit air sedang meningkat," katanya.

Dia mengatakan dengan kewaspadaan dan kehati-hatian masyarakat maka diharapkan dapat mendukung upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana.

"Kami juga mengajak masyarakat untuk secara aktif melakukan pembersihan sampah di area lingkungan masing-masing," katanya.

Baca Juga: Waspada 3 Titik Rawan Longsor di Desa Wonolelo Magelang

Dia menambahkan bahwa pihaknya terus meningkatkan sosialisasi mengenai prakiraan cuaca terkini kepada seluruh masyarakat di wilayah setempat.

"Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait upaya mitigasi bencana," katanya.

Sementara itu, akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati mengatakan bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh fluktuasi keberadaan air yang ada di dalamnya termasuk curah hujan.

Bencana tersebut, tambah dia, dapat meliputi banjir, tanah longsor, angin kencang dan sebagainya yang bisa dipengaruhi oleh perubahan musim.

Dengan demikian, kata dia, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan saat terjadi hujan dengan curah hujan sedang hingga tinggi dengan durasi yang lama.

"Kesiapsiagaan terhadap bencana dan upaya mitigasi bencana harus terus disosialisasikan kepada seluruh masyarakat," katanya.

mengingatkan bahwa sosialisasi bencana hidrometeorologi perlu digencarkan dengan memanfaatkan media sosial guna mempercepat informasi.

Indra yang merupakan koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi Bencana Unsoed tersebut menambahkan informasi yang perlu diberikan adalah mengenai di mana masyarakat tinggal dan potensi bencana yang bisa terjadi di wilayah itu.

Dia menjelaskan bahwa tiap daerah mempunyai potensi yang berbeda tergantung kondisi geologi dan lingkungan sekitarnya.

"Bentuk aliran sungai, besarnya daerah aliran sungai, morfologi dan morfometri kelerengan bukit, pemukiman, intensitas aliran sungai dan kerusakan-kerusakan lingkungan sekitar merupakan parameter yang bisa dijadikan acuan menentukan tingkat bahaya bencana," katanya.

Load More