SuaraJawaTengah.id - Ormas Islam Front Pembela Islam (FPI) resmi dibubarkan oleh Pemerintah Indonesia. Selain dibubarkan, kelompok yang dianggap radikal itu juga menjadi oraganisasi terlarang.
Tidak itu saja, saat ini Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) masih membekukan atau memblokir rekening FPI beserta anggotanya. Hal itu dilakukan untuk menyelidiki aliran dana ormas besutan Habib Rizieq Shihab.
Selain itu, PPATK melakukan pemblokiran rekening atas dasar pelaksanaan fungsi analisis dan pemeriksaan laporan informasi transaksi keuangan, dengan indikasi adanya tindak pidana pencucian uang serta tindak pidana lainnya.
Pendalaman aliran transaksi FPI itu membuat dosen Universitas Indonesia, Ade Armando penasaran soal sejumlah nama yang digadang-gadang turut mendanai Ormas yang telah dibubarkan pemerintah tersebut.
Ade Armando menganalisis sejumlah nama yang ramai diperbincangkan publik. Lebih tepatnya soal 'bohir-bohir' di belakangan gerakan FPI.
Dalam video berjudul "Membongkar Aliran Dana FPI, Membongkar Raksasa Anti Indonesia" yang diunggah di kanal YouTube CokroTV, Ade Armando mengurai nama yang diduga masyarakat ada di belakang FPI.
Salah satu nama yang disebut oleh Ade Armando ada di balik FPI adalah Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, kata dia ada pihak lain yang dituding ikut mendukung FPI yaitu keluarga Cendana.
"(Yang ramai disebut publik) Ada nama keluarga Soeharto, keluarga SBY Cikeas, Dinasti JK. Di luar orang juga menyebut nama-nama seperti Gatot Nurmantyo, Tommy Winata, Reza Chalid, atau bahkan kekuatan-kekuatan internasional," ujar Ade Armando dikutip dari Hops.id -- Jaringan Suara.com.
"Tapi itu hanya spekulatif. Saya termasuk orang yang gak percaya jika SBY ikut danai FPI, karena itu bukan gaya politiknya," sambung dia.
Baca Juga: Panas! Habib Husin Semprot Pandji Pragiwaksono: Semua Tahu Kelakuan FPI
Ade Armando mengaku menjadi salah seorang yang semakin penasaran dengan sosok besar di balik gerakan FPI.
Pasalnya, Ade Armando percaya betul ada kekuatan raksasa dengan pendanaan besar yang menunggangi FPI.
Bagi Ade Armando, FPI hanya sekadar motor utama menggerakan misi-misi yang sudah disusun. Dia tidak percaya apabila dana FPI datang dari memalak restoran atau iuran anggota saja.
Terlebih lagi, poster Habib Rizieq Shihab kata dia sudah disebar di banyak titik negara.
"Omong kosong kalau sekadar kamu muslimin terlibat secara sukarela. Bayangkan, dia punya laskar terlatih, dia punya markas 30 hektare di Megamendung, mereka punya asrama, perkebunan, ruang pertemuan dan pelatihan, sarana olahraga, belum lagi kehidupan boros keluarga Rizieq selama di Arab," ucap Ade Armando.
"Petualangan beberapa tahun di Arab tentu butuh dana besar. Tidak mungkin sumbangan anggota. Dana raksasa itu hanya bisa diberikan dari lumbung raksasa," lanjut dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara