Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 27 Januari 2021 | 14:42 WIB
Ilustrasi ibu dan anak. (Pexels/Pixabay)

Adapun kasus-kasus di atas memperlihatkan jika sebenarnya banyak sekali manusia yang menipis imannya. Sehingga orangtua yang seharusnya disayangi dan diprioritaskan, justru diperlakukan sebaliknya.

“Ini sangat menyakitkan, lunturnya akhlak kebangsaan dan budaya kita. Padahal kita harus menghormati dan menyayanginya.”

“Dahulu, orangtua sangat senang jika memiliki banyak anak, karena merasa sebagai tabungan di masa tua. Dengan harapan di masa tua, dia bisa bersandar kepada anak-anaknya. Inilah asuransi mereka,” kata dia lagi.

Akan tetapi, yang terjadi saat ini, justru sebaliknya. Dia khawatir, jangan sampai para orangtua justru malas punya anak karena ke depan malah jadi musuhnya di kemudian hari.

Baca Juga: Lagi! Ibu Digugat Anak Kandung di Kendal, Masalahnya Karena Tanah Warisan

Pada kesempatan itu, dia pun mendukung agar pendidikan kebangsaan dan pendidikan keagamaan terus dipupuk lebih dalam lagi di Tanah Air.

Sebab ini adalah peran bersama untuk mengembalikan prinsip menyayangi orangtua.

“Padahal, menyakiti orangtua, sampai bilang enggak atau huft saja tidak dibolehkan, ini malah membawanya ke pengadilan,” sesal dia.

Load More