Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 27 Januari 2021 | 14:42 WIB
Ilustrasi ibu dan anak. (Pexels/Pixabay)

Sementara itu kasus anak gugat orangtua juga terjadi di Bandung, Jawa Barat. Anak itu menggugat orangtuanya yang sudah lanjut usia sebesar Rp3 miliar.

 Gugatan dilayangkan karena masalah kontrakan toko di lahan milik sang ayah. Bahkan penggugat menjadikan adiknya yang seorang pengacara sebagai kuasa hukum.

Namun takdir berkata lain, Masitoh, keluarga penggugat yang juga kuasa hukum kakaknya justru meninggal dunia akibat pembengkakan jantung sebelum kasusnya selesai.

Sumatera Selatan

Baca Juga: Lagi! Ibu Digugat Anak Kandung di Kendal, Masalahnya Karena Tanah Warisan

Lain lagi dengan kasus di Banyuasin, Sumatera Selatan, gara-gara harta warisan, tiga anak tega menggugat ibu kandungnya yang sudah berusia 79 tahun, ke Pengadilan.

Para penggugat mempermasalahkan harta warisan berupa lahan yang sebenarnya sudah dibagi rata sejak ayah kandung mereka telah meninggal dunia. Namun para penggugat mempermasalahkan sisa lahan yang dijual untuk membeli kebutuhan hidup dan berobat dari ibu Daminah.

Maraknya kasus-kasus tersebut MUI akhirnya buka suara. Sebab, terjadi diwaktu nyaris bersamaan dan alasan gugatan juga hampir sama. 

Dilansir dari Hops.id media Jaringan Suara.com, Ketua Majelis Ulama Indonesia Cholil Nafis angkat bicara. Dia secara tegas menyebut inilah tanda akhir zaman.

“Tanda-tanda kiamat sudah dekat. Manakala banyak anak-anak coba melawan orangtua. Bahkan anak memperbudak orangtua. Ini tanda-tanda akhir zaman,” kata dia saat menjadi salah satu narasumber di Apa Kabar Indonesia, dikutip Rabu (27/1/2021).

Baca Juga: MUI Sumbar Sebut Isu Siswi Nonmuslim Berjilbab di Padang Terlalu Dibesarkan

Menurut dia, sudah sepatutnya anak tak menyudutkan orangtua, apalagi membawanya ke jalur hukum. Sebab menyayangi orangtua, kata dia, seperti halnya beriman kepada Allah SWT.

Load More