SuaraJawaTengah.id - Cuaca ekstrem masih menyelimuti di wilayah Jawa Tengah. Maka, banyak hal yang menarik jika kita terjebak hujan dan terpaksa harus berteduh disuatu tempat.
Menjelajahi wilayah selatan Muntilan, Magelang. Kawasan ini selain kondang sebagai daerah pondok pesantren, juga dikenal sebagai surganya kuliner tradisional nan lezat. Terdapat bubur blendrang yang menjadi menarik perhatian, karena akan nikmat saat disantap saat hujan.
Bubur blendrang adalah makanan tradisional berbahan dasar tepung beras dengan isian balungan (tulang) ayam atau kambing. Teksturnya lebih lembut dibanding bubur ayam atau bubur Manado yang berbahan dasar nasi.
Berbekal Google map, pada Peta itu menandai beberapa titik lokasi penjual blendrang di seputaran Gunungpring. Titik terdekat yang ditunjuk mesin pencari serba tahu itu adalah blendrang “Bu Sri” yang berada di lingkungan Nepen.
“Saya mulai buka sekitar 8 bulanan. Mulanya (belajar) resep itu buka di Youtube terus coba-coba. Kurang apa gitu. Pertama nyoba itu beli tulang setengah kilogram. Setelah rasanya mantep terus jualan,” kata Musriati, pemilik warung blendrang “Bu Sri”.
Menurut Musriati, blendrang bisa berbahan balungan ayam maupun kambing. Bagian yang diambil biasanya berupa krongkong ayam atau tulang sengkel kambing.
Balungan sengkel yang berada antara lutut dan bahu kambing mengandung sumsum tulang yang membuat rasa blendrang lebih gurih. Selain rasa, alasan Musriati memilih krongkong dan sengkel karena dijual dengan harga murah di pasar.
Modal bahan baku menentukan harga jual blendrang yang termasuk sangat murah. “Satu porsi ada yang Rp4 ribu sampai Rp6 ribu. Tapi rata-rata orang beli Rp4 ribu,” ujar Musriati.
Blendrang diracik dari rebusan krongkong ayam atau sengkel kambing yang dicampur beraneka bumbu dan rempah.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Bekasi Hari Ini: Kamis 28 Januari 2021
“Yang utama brambang bawang, jahe, dan kencur. Pedesnya itu selain dari jahe juga ditambah lombok. Sekitar seperempat kilo cabe untuk satu panci blendrang ukuran sedang.”
Untuk membuat blendrang seukuran panci sedang, Musriati membutuhkan 3 sampai 4 kilogram bahan balungan ayam. Rata-rata dalam sehari dia mampu menjual 50 sampai 70 porsi blendrang balungan ayam.
Musriati membuat blendrang balungan kambing hanya di hari sabtu dan minggu. Modal membuat blendrang kambing lebih mahal dibandingkan ayam.
Dia membeli tulang sengkel seharga Rp40 ribu per kilogram dari pedagang daging langgananya di pasar Muntilan. Sedangkan kerongkong ayam ditebusnya seharga Rp10 ribu per kilogram.
“Blendrang balungan kambing bisa sampai 20 porsi. Kalau balungan kambing (bahannya) cukup satu kilo saja, kalau bisa habis ya Alhamdulillah.”
Musriati membocorkan rahasia dapur mengolah blendrang yang enak. Pertama, kualitas balungan harus baik. Balungan harus segar, bukan berasal dari ayam tua atau yang sudah lama disembelih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
BRI BO Slawi Gelar Cek Kesehatan dan Donor Darah Gratis, Wujud Peduli Masyarakat
-
7 Tempat Wisata Rembang Viral dan Hits Ini Siap Jadi Favorit Libur Akhir Tahun 2025
-
Kampung Natal Saloka 2025: Perayaan Nataru Penuh Kearifan Lokal dan Rekor Dunia!
-
PT Semen Gresik Kucurkan Rp1,05 Miliar untuk Pembangunan Infrastruktur Jalan Enam Desa
-
BRI Konsisten Salurkan Bantuan dan Trauma Healing bagi Anak-Anak Korban Bencana di Sumatera