Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 28 Januari 2021 | 17:18 WIB
Bubur Blendrang Bu Sri Magelang. (Suara.com/Angga Haksoro Ardi)

SuaraJawaTengah.id - Cuaca ekstrem masih menyelimuti di wilayah Jawa Tengah. Maka, banyak hal yang menarik jika kita terjebak hujan dan terpaksa harus berteduh disuatu tempat. 

Menjelajahi wilayah selatan Muntilan, Magelang. Kawasan ini selain kondang sebagai daerah pondok pesantren, juga dikenal sebagai surganya kuliner tradisional nan lezat. Terdapat  bubur blendrang yang menjadi menarik perhatian, karena akan nikmat saat disantap saat hujan. 

Bubur blendrang adalah makanan tradisional berbahan dasar tepung beras dengan isian balungan (tulang) ayam atau kambing. Teksturnya lebih lembut dibanding bubur ayam atau bubur Manado yang berbahan dasar nasi.     

Berbekal Google map, pada  Peta itu  menandai beberapa titik lokasi penjual blendrang di seputaran Gunungpring. Titik terdekat  yang ditunjuk mesin pencari serba tahu itu adalah blendrang “Bu Sri” yang berada di lingkungan Nepen. 

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Bekasi Hari Ini: Kamis 28 Januari 2021

“Saya mulai buka sekitar 8 bulanan. Mulanya (belajar) resep itu buka di Youtube terus coba-coba. Kurang apa gitu. Pertama nyoba itu beli tulang setengah kilogram. Setelah rasanya mantep terus jualan,” kata Musriati, pemilik warung blendrang “Bu Sri”.

Bubur Blendrang Bu Sri Magelang. (Suara.com/Angga Haksoro Ardi)

Menurut Musriati, blendrang bisa berbahan balungan ayam maupun kambing. Bagian yang diambil biasanya berupa krongkong ayam atau tulang sengkel kambing.

Balungan sengkel yang berada antara lutut dan bahu kambing mengandung sumsum tulang yang membuat rasa blendrang lebih gurih. Selain rasa, alasan Musriati memilih krongkong dan sengkel karena dijual dengan harga murah di pasar.

Modal bahan baku menentukan harga jual blendrang yang termasuk sangat murah. “Satu porsi ada yang Rp4 ribu sampai Rp6 ribu. Tapi rata-rata orang beli Rp4 ribu,” ujar Musriati.

Blendrang diracik dari rebusan krongkong ayam atau sengkel kambing yang dicampur beraneka bumbu dan rempah.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta Kamis 28 Januari: Berpotensi Hujan Lebat

“Yang utama brambang bawang, jahe, dan kencur. Pedesnya itu selain dari jahe juga ditambah lombok. Sekitar seperempat kilo cabe untuk satu panci blendrang ukuran sedang.”

Untuk membuat blendrang seukuran panci sedang, Musriati membutuhkan 3 sampai 4 kilogram bahan balungan ayam. Rata-rata dalam sehari dia mampu menjual 50 sampai 70 porsi blendrang balungan ayam.

Musriati membuat blendrang balungan kambing hanya di hari sabtu dan minggu. Modal membuat blendrang kambing lebih mahal dibandingkan ayam.

Dia membeli tulang sengkel seharga Rp40 ribu per kilogram dari pedagang daging langgananya di pasar Muntilan. Sedangkan kerongkong ayam ditebusnya seharga Rp10 ribu per kilogram.

“Blendrang balungan kambing bisa sampai 20 porsi. Kalau balungan kambing (bahannya) cukup satu kilo saja, kalau bisa habis ya Alhamdulillah.”

Musriati membocorkan rahasia dapur mengolah blendrang yang enak. Pertama, kualitas balungan harus baik. Balungan harus segar, bukan berasal dari ayam tua atau yang sudah lama disembelih.

Kedua, tepung beras juga harus bagus. “Sekarang ada to blendrang yang dicampur tepung sagu, jadi kalau disendok malah molor-molor. Kalau kualitas balungannya nggak segar nanti blendrangnya juga baunya nggak enak,” ujar Musriati.

Bagi Arini Widayati, blendrang bukan sekadar makanan biasa. Gadis 26 tahun warga Salam ini menyimpan kenangan masa kecil pada makanan sederhana ini.

“Mengingatkan masa kecil dulu. Waktu kecil suka main ke Muntilan. Jaman dulu itu masih naik angkutan, terus jalan kaki sampai Gunungpring masuk desa-desa itu jauh banget. Cuma buat maem blendrang sama teman-teman,” kata Arini.

Arini kerap menyempatkan diri datang dari Salam hanya untuk menikmati blendrang di warung “Bu Sri”. “Blendrang ini makanan yang enak. Harganya terjangkau. Terus cuma ada di Muntilan. Ya cuma di Gunungpring ini. Saya dari Salam kesini cuma untuk beli blendrang.”

Alasan Arini menikmati blendrang di warung “Bu Sri” karena selain rasanya enak tempatnya juga bersih. Apalagi jika disantap saat cuaca dingin sehabis hujan. “Nah pas banget. Soalnya rempah-rempahnya kan terasa. Kayak ada jahe, cabe, dan kencur,” kata Arini.

Dari Google maps, bahwa sedikitnya ada 4 lokasi warung blendrang terkenal di seputaran Muntilan. Itu belum termasuk warung-warung blendrang lainnya yang berkategori rasa biasa-biasa saja. Termasuk padat untuk daerah kecamatan yang luasnya hanya sekitar 13,7 kilometer.  

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More