SuaraJawaTengah.id - Geliat ekspor dari Kabupaten Jepara hingga sekarang masih cukup lesu karena terpukul pandemi Covid-19.
Sepanjang 2020 lalu saja, pagebluk ini mengakibatkan nilai ekspor turun hingga 14,6 persen jika dibanding tahun sebelumnya.
Merosotnya nilai ekspor terutama disumbang dari komoditas mebel dan furnitur kayu. Sebab, komoditas ini masih menjadi tumpuan Kota Ukir untuk nilai ekspor tertinggi di antara 12 komoditas lainnya.
Hal ini seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jepara Eriza Rudi Yulianto melalui Kasi Promosi Ekspor dan Impor Edi Widodo, Jumat (29/1/2021). Selain nilai ekspor menurun, rupanya banyak juga eksportir yang gulung tikar.
Baca Juga: Sudah Dianggarkan, Pemprov DKI Lanjutkan Bansos Covid-19 Tahun Depan
"Di mana jumlah eksportir tahun lalu sebanyak 413. Sedangkan tahun sabelumnya 427 eksportir," jelas Edi.
Begitu juga dengan negara tujuan ekspor yang semula 113 negara, menjadi 95 negara. Dengan nilai ekspor total pada 2019 USD 388 juta. Menurun menjadi USD 331 juta.
"Furnitur kayu masih menjadi komoditas utama dengan nilai ekspor USD 177 juta. Disusul produk garmen dan sepatu senilai USD 131 juta," bebernya.
Kemudian, di posisi ketiga ada komoditas kayu olahan senlai USD 11 juta. Menurutnya sejak awal 2020 beberapa negara tujuan ekspor mengalami kendala pengiriman barang.
Pasalnya pandemi lebih dulu terjadi di Tiongkok dan eropa ketimbang Indonesia. Ada beberapa negara yang menutup akses barang masuk.
Baca Juga: Rugi Miliaran Hingga Jual Mobil, Barbie Kumalasari Jatuh Miskin?
“Giliran pandemi masuk Indonesia tambah jadi kendala lagi. Namun berngasur mulai pertengahan tahun ada progres,” tuturnya.
Disinggung mengenai peluang di 2021 terutama furnitur sebagai komoditas utama, ia melihat masih bisa bertahan tapi tidak signifikan.
Eksportir masih mengandalkan buyer yang sudah menjadi mitra cukup lama di Jepara. Meski ada peluang tambahan buyer tapi kecil kemungkinannya.
Pasalnya buyer dalam jumlah partai besar ataupun pembeli perorangan dari luar tidak bisa langsung ke Indonesia, khususnya ke Jepara . Karena tidak bisa melihat secara langsung barang yang diorder.
“Tidak bisa melakukan kontrak kerjasama secara langsung. Kecuali barang sisa orderan 2020 yang belum terselesaikan,” tukas Edi.
Kontributor: Fadil AM
Berita Terkait
-
Bansos Jokowi Ditimbun di Depok, Polisi Sebut JNE Belum Bisa Tunjukan Bukti Beras Rusak dan Telah Ganti ke Pemerintah
-
Hits Health: Dampak Covid-19 pada Penis, Perempuan Mengandung Janin yang Sudah Meninggal
-
Dokter Temukan Dampak Covid-19: Penis Mengecil dan Membuat Lelaki Lebih Sulit Ereksi
-
Bank Mandiri Catat Nilai Restrukturisasi Kredit Dampak Covid-19 Terus Menurun
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng
-
Dramatis! Evandro Brandao Jadi Pahlawan, PSIS Curi Poin di Kandang Persik Kediri
-
Cari Rumah Baru di Ibu Kota Jatim Sesuai Fengshui? Hadiri BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya
-
Jelang Pencoblosan, PAN Jateng Dorong Pilkada Berlangsung Damai, Ini Alasannya
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang