SuaraJawaTengah.id - Sejumlah pengusaha bidang transportasi dan perdagangan asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mendadak menyambangi salah satu ulama Kota Solo, Habib Hasan Mulachela di Pasarkliwon, Solo, Sabtu (30/1/2021) siang.
Kedatangan mereka ternyata ingin berkeluh kesah dengan tokoh di Kota Bengawan itu berkaitan dengan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali, 26 Januari – 8 Februari 2021.
Perwakilan Pedagang Pasar Tradisional di Jatim, M Soleh menyebut jika PPKM membawa dampak luar biasa bagi pengusaha. Bisnis lesu di tengah pandemi sangat dirasakan selama hampir setahun ini.
"Omzetnya sebagian besar anjlok dan ada yang sudah gulung tikar," ungkap M Soleh disela pertemuan dengan Habib Hasan, dilansir dari Ayosemarang--jaringan Suara.com.
Baca Juga: Kisah PKL Karanganyar, Jual TV untuk Bertahan Hidup Selama PPKM
Soleh memaparkan, omzet para penjual turun hingga 90 persen selama pandemi ini. Ditambah adanya PPKM Jawa-Bali semakin memperburuk keadaan para pedagang di Jawa Timur, khususnya di Sidoarjo.
"Saya mewakili 24 ribu pedagang, omzet merosot hingga 90 persen. Kalau ada barang yang laku, itupun hanya bisa untuk kehidupan sehari-hari, tidak bisa lagi untuk kulakan. Ini kondisi berat yang kami hadapi di masa PPKM,” tegas Soleh.
Pedagang busana muslim di Pasar Krian tersebut mengharapkan pemerintah bisa memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi masyarakat bawah.
“Kalau terus menerus seperti ini, apa tidak nanti gulung tikar. Sebelum jauh, kami berinisiatif untuk mencari solusi dengan bertemu Habib Hasan sebagai ulama dan bapak bangsa agar masalah ini bisa disampaikan ke gubernur, bupati, DPRD, dan DPR, untuk memberikan solusi,” ucapnya.
Sementara Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama Sidoarjo, Supriyono menambahkan penerapan PPKM seharusnya disesuaikan dengan tingkat paparan Covid-19 di masing-masing daerah, sehingga tidak dipukul rata melaksanakan PPKM.
Baca Juga: PTKM Bakal Diperpanjang, Pengusaha Kuliner Malam Disarankan Buka Lebih Awal
“Di Jatim,kami setuju PPKM diterapkan di daerah yang angka Covid-19 tinggi. Tetapi di daerah yang angka Covid-19 berada di zona hijau, selayaknya tidak diberlakukan PPKM, karena ini menyangkut roda perekomian,” tuturnya.
Berita Terkait
-
Cerita Prilly Latuconsina Kiat Jadi Pengusaha, Perlu Mental Kuat dan Sekolah Bisnis?
-
Pengusaha Kapal Keluhkan Pengalihan Truk dari Merak ke Ciwandan Tak Sesuai SKB
-
Gandeng VIDA, Danasyariah Percepat Administrasi Pengusaha Properti Ajukan Modal Kerja
-
Deretan Bisnis Shella Saukia selain Skincare, Berani Laporkan Nikita Mirzani
-
Pengusaha Truk Demo, Tolak Aturan 'Puasa' Selama 16 Hari
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Wapres Gibran Mudik, Langsung Gercep Tampung Aspirasi Warga Solo!
-
Tragedi Pohon Tumbang di Alun-Alun Pemalang: Tiga Jamaah Salat Id Meninggal, Belasan Terluka
-
BMKG Peringatkan Hujan dan Angin Kencang di Jawa Tengah, Warga Diminta Waspada
-
Arus Mudik di Tol Kalikangkung Semarang Lancar, Simak Tips Aman Berkendara di Jalan Tol
-
Arus Mudik Membludak, One Way di Tol Semarang-Bawen Diberlakukan Lagi