SuaraJawaTengah.id - Petani meminta kenaikan tarif cukai rokok dibarengi dengan pembatasan impor tembakau. Hasil tembakau dalam negeri agar diproteksi sehingga tidak kalah bersaing dengan tembakau asing.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Agus Parmuji mengatakan pemerintah harus menjamin hasil panen tembakau petani lokal seluruhnya diserap oleh industri rokok.
“Pemerintah harus segera membuat atau melaksanakan aturan pembatasan impor tembakau. Berdasarka info yang kami terima (impor tembakau) masih dibiarkan longgar,” kata Agus Parmuji saat dihubungi SuaraJawaTengah.id, Senin (1/2/2021).
Menurut Agus, kecil kemungkinan pemerintah batal menaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5 persen yang mulai berlaku hari ini. Sehingga kebijakan pembatasan impor tembakau, harusnya menjadi aturan sandingan yang menyertai pemberlakuan kenaikan tarif cukai.
“Artinya agar kami tidak tergerus gelombang impor. Harus ada sandingan aturan yang lain dari kebijakan menaikan tarif cukai hasil tembakau.”
Agus menjelaskan, pemerintah pernah merumuskan Peraturan Menteri Perdagangan 84/2017 tentang pembatasan impor tembakau dan Peraturan Menteri Pertanian 23/2019 soal izin teknis impor tembakau.
Kedua aturan ini membatasi jenis tembakau impor dan mewajibkan industri rokok menyerap hasil panen tembakau dalam negeri 2 kali lipat dibandingkan tembakau asing.
Namun hingga saat ini pemerintah belum memberlakukan kedua aturan dengan alasan melanggar aturan WTO.
“Padahal inilah rumus jitu ketika pemerintah beribadah menolong rakyat pertembakauan,” ujar Agus Parmuji.
Baca Juga: Viral! Mirip Abon Sapi, Pria Ini Tak Sengaja Santap Nasi Lauk Tembakau
Pemerintah beralasan, panen di dalam negeri baru dapat memasok sekitar 57,33 persen atau 196.100 ton tembakau kebutuhan industri rokok nasional. Industri rokok nasional membutuhkan sekitar 342 ribu ton tembakau per tahun yang mayoritas dipenuhi oleh tembakau impor.
“Kami sekarang minta tolong infrastruktur sandingan (aturan pembatasan impor) ini disuarakan. Menyandingi itu kan harus ada kebijakan lain,” ujar Agus Parmuji.
Agus mengakui tahun 2021 ada kenaikan jumlah dana bagi hasil cukai hasil tembakau. Namun jumlahnya tidak signifikan jika dibandingkan dengan beban ekonomi yang harus ditanggung petani akibat kenaikan tarif cukai.
“Memang dana bagi hasil cukai tembakau yang kembali ke daerah untuk porsi petani agak lumayan dibandingkan tahun sebelumnya. Tetapi ini kan hanya sebagai lapisan pemanis saja.”
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230 tahun 2020, dana bagi hasil cukai hasil tembakau tahun anggaran 2021 sebesar Rp3,4 trilun. Total dana bagi hasil cukai yang diterima Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp743.460.332.
Dari jumlah tersebut, Pemerintah Provisi Jateng menerima sekitar Rp223.038.100. Sedangkan dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang diterima Kabupaten Temanggung dan Magelang masing-masing hanya Rp32.243.677 dan Rp14.421.301.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota