SuaraJawaTengah.id - Prihatin sawah di desanya diserang hama, dalang Sih Agung Prasetyo menggelar pementasan wayang serangga. Wayang serangga membawa pesan menjaga lingkungan.
Sih Agung Prasetyo mementaskan wayang serangga di tengah sawah dekat rumahnya di Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Pementasan ini hanya melibatkan 5 wiyaga (pemain musik) dan digelar tanpa penonton.
“Wayang serangga ini pertama unik, kedua kaitanya dengan lingkungan itu kan langsung. Wayang serangga merepresentasikan ekosistem pertanian. Kami mengambil tokoh wayang serangga supaya narasi yang dibangun menjadi lebih mudah,” kata Sih Agung Prasetyo, Rabu (3/2/2021).
Menurut Sih Agung, pemahaman kebanyakan orang soal serangga identik dengan hama. Padahal sesungguhnya serangga memiliki banyak fungsi positif bagi lingkungan.
Baca Juga: Salah Sebut Tempat, Anya Geraldine Buat Emosi Orang Magelang
“Misalnya yang dianggap hama itu wereng. Padahal wereng itu dimakan oleh belalang. Jadi ada rantai makananya sendiri,” ujar Sih Agung.
Banyak serangga juga menjadi indikator kulitas lingkungan. Keberadaan capung dan kunang-kunang menandakan lingkungan disekitarnya belum banyak tercemar.
Kemudian keberadaan jagkrik dan gangsir yang menjadi indikator bahwa tanah di wilayah itu masih subur. “Uret itu makan semua akar-akaran. Fungsi dia dalam rangkai menguaraikan apa yang ada di dalam tanah.”
Serangga berubah menjadi hama jika terjadi over populasi akibat penggunaan pestisida kimia secara berlebihan. Rantai makanan yang secara alami mengendalikan populasi serangga menjadi tidak jalan.
“Seperti sekarang tikus. Tikus itu tidak ada predatornya dan jadi puncak (rantai makanan). Ular dan pemangsa lainya sudah berkurang termasuk karena banyak perburuan,” kata Sih Agung.
Baca Juga: Makam Tenggelam di Semarang, Warga Pernah Temukan Tengkorak Mengambang
Wayang serangga kata Sih Agung membawa pesan supaya terjadi hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan ekosistem di sekitarnya.
Wayang serangga masuk dalam rangkaian seri pertunjukan wayang yang digelar Sih Agung Prasetyo pada masa pandemi Covid-19. Bulan Januari kemarin, Sih Agung menggelar pementasan wayang bertema “Donga Seko Gunung”.
“Sebetulnya berseri menurut angen-angen saya. Kemarin sudah ada pergelaran ‘Donga Seko Gunung’, sekarang ‘Donga Seko Sawah’. Dan dilanjutkan dengan ‘Donga Seko Kali’.
Setiap pementasan diadakan secara sederhana dengan durasi singkat. “Supaya kami (seniman) tidak ngelangut. Jadi perspektif kami tentang pentas itu tidak terlalu yang muluk-muluk,” kata Sih Agung Prasetyo.
Konsep pementasan ini sesuai dengan situasi pandemi yang tidak memungkinkan diadakannya acara yang mengundang keramaian. Tapi situasi itu seharusnya tidak membatasi aktivitas seniman untuk terus berkreasi.
“Seadaanya karena dunia pentas ini ya seperti itu. Kalau bisanya hanya sendiri, ya sendiri. Kalau bisanya dua orangya, ya dua orang. Kalau bisanya cuma bawa wayang dua, ya dua. Jamannya seperti ini jangan banyak mengeluh. Kalau banyak mengeluh nanti cepat mati,” kata Sih Agung sambil terkekeh.
Karakter wayang serangga pertama kali diciptakan petani yang juga seniman, Sujono Keron asal Kecamatan Sawangan. Wayang serangga yang diciptakannya antara lain kemit, walang, gonteng, lancing, kepik, dan tawon.
Interaksi sehari-hari Sujono dengan sawah garapannya, membuatnya hapal betul peran masing-masing serangga bagi lingkungan. Salah satunya fungsi serangga sebagai sarana membantu penyerbukan bunga padi.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
-
Pangkas Ketimpangan Pembangunan, Ahmad Luthfi Upayakan Tarik Investor ke Jateng Bagian Selatan
-
Koar-koar Efisiensi, Mendagri Tito Sebut Dana Retret Rp13 M Bentuk Investasi: Kalau Gak Efisien Kasihan Rakyat
-
Retret Magelang Dilaporkan ke KPK, Mendagri Tito soal PT Lembah Tidar: Kami Tak Peduli Siapa Pemiliknya, Terpenting...
-
Dilaporkan ke KPK, Mendagri Beberkan Alasan Pilih PT Lembah Tidar Jadi Vendor Retret Kepala Daerah
-
Gindring Waste: Tengkorak, Kritik Sosial, dan Kegelisahan Seniman di Tengah Intimidasi
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
-
Komunitas Milenial Bergerak Sukses Gelar Aksi Sosial BERMANJA di Yogyakarta
-
Emas Antam Tembus Harga Tertinggi Sepanjang Masa Hari Ini, Jadi Rp1.742.000/Gram
-
Alasan Koster Naikkan Tunjangan DPRD Bali Karena Kasihan Bebannya Berat
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako untuk Warga Grobogan
-
Semarang Jadi Tuan Rumah Pembuka Superchallenge Super Prix 2025
-
BRI Purwodadi Bagi-bagi Takjil, Wujud Kepedulian di Bulan Ramadan
-
Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini
-
BRI Peduli Bagikan 1.500 Paket Sembako untuk Warga Jatingaleh