Menurut Eko, cerita tersebut terjadi pada Minggu malam (7/2/2021) sekitar pukul 20.00 WIB di kantor Dinas Sosial Kota Pekalongan. Saat itu, wilayah tempat tinggalnya terendam banjir dengan ketinggian hampir satu meter dan membuat banyak warga harus mengungsi dan membutuhkan bantuan.
"Banjirnya tidak bisa diakses mobil atau motor karena dalem, terus kita inisiatif ke kantor Dinsos, bawa surat-surat, sama pak RT dan pak RW juga sekalian. Saya minta dibantu karena warga sejak sore warga belum makan. Saat itu kami memang ditemui, cuma yang saya sesalkan adalah administrasi yang berbelit-belit," katanya.
Eko mengungkapkan, petugas Dinsos yang pertama kali menemui semula mengatakan stok beras tidak ada. Namun setelah ada salah satu warga yang datang bersama Eko iseng mengatakan di dalam kantor Dinsos masih ada lima karung beras, petugas itu terlihat gugup dan akhirnya memanggil seorang rekannya.
Pegawai yang dipanggil itu, kata Eko kemudian meminta agar surat-surat yang dibawa dilengkapi karena tidak ada cap dari kelurahan. Dia juga memastikan bantuan bisa diberikan malam itu juga jika surat-suratnya sudah lengkap.
Baca Juga: Banjir Kepung Jakarta, 150 RT Terendam Air Setinggi Hampir 3 Meter
"Di situ saya kecewanya. Tadinya bilangnya tidak ada, terus kemudian bilang bantuan bisa cair, sebenarnya gimana. Saya bilang, kalau secara administrasi minta cap, ayo mas, mbok tolong yang ada di dalam, daripada karaoke ikut kami. Kami bolak-balik hanya masalah cap kan capai, nerjang banjir juga, apa tidak kasihan. Tapi tetap tidak mau," ujarnya.
Menurut Eko, setelah melalui perdebatan cukup alot, pihaknya akhirnya diberikan bantuan satu karung beras dan dijanjikan akan diberikan lagi keesokan harinya setelah surat-surat yang dibawa sudah dilengkapi.
"Ya sudah besoknya saya datang lagi dengan membawa surat-surat sesuai yang diinginkan, tapi cuma dikasih satu karung. Kalau tahu begitu endingnya, mending tidak usah ke Dinsos lagi ke depannya. Buka masalah bantuan yang didapat berapa, yang kita sesalkan adalah dalam kondisi banjir hanya masalah administrasi kok susah dapat bantuan. Plin-plan, ribet dan kaku," tandasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial Kota Pekalongan, Budiyanto belum dapat dimintai tanggapan terkait hal itu. Pesan WhatsApp yang dikirimkan Suara.com tidak direspon.
Kontributor : F Firdaus
Baca Juga: Bawa Bantal, Napi Lapas Pekalongan Mengungsi Karena Banjir
Berita Terkait
-
Mirip Cappadocia, Begini Kemeriahan Festival Balon Udara di Pekalongan
-
Sahur Mewah Bupati Pekalongan di Akun Medsos Resmi Pemkab Tuai Kritik
-
Pemudik Motor Jalur Pantura, Silakan Beristirahat di Lesehan Enduro
-
PGN Jangkau 3000 Jiwa Korban Banjir di Bekasi dan Jakarta Timur
-
Sewot saat Ditanya soal Anggaran, Kekayaan Bupati Pekalongan Fadia Arafiq Disorot
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
IHSG Bergejolak, Prabowo Sesumbar: Saya Tidak Takut dengan Pasar Modal
-
7 Rekomendasi HP Murah Memori Jumbo Terbaru April 2025, Mulai Rp 2 Jutaan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
-
Bennix Ngakak, RI Tak Punya Duta Besar di AS karena Rosan Roeslani Pindah ke Danantara
Terkini
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
-
One Way Lokal di Tol Salatiga-Kalikangkung Dihentikan: Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Terlewati