Budi Arista Romadhoni
Kamis, 11 Februari 2021 | 12:59 WIB
Salah satu tempat pembuatan latopia di Kampung Paweden, Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal‎ yang dikelola oleh lima generasi. [Suara.com/F Firdaus]

‎Kelenteng tersebut yakni Kelenteng Tek Hay Kiong yang berlokasi di Jalan Gurame, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat. Kelenteng tertua di Kota Tegal ini diperkirakan dibangun pada 1760 dan hingga kini masih digunakan untuk beribadah.

Berdasarkan prasasti yang ada di kelenteng, pada awal berdiri, Kelenteng Tek Hay Kiong bernama Jin Jin Bio. Perubahan nama menjadi Tek Hay Kiong terjadi setelah kelenteng direnovasi besar-besaran pada 1837 karena kondisinya rusak.

‎Wijanarto menyebut, Kelenteng Tek Hay Kiong juga menjadi salah satu bukti akulturasi sekaligus asimilasi budaya di Tegal karena keberadaan gamelan di dalamnya.

"Gamelan itu merupakan ‎persembahan untuk menghormati tradisi Jawa. Selain gamelan, di Kelenteng Tek Hay Kiong juga ada sajen khas orang Jawa," ujarnya.

Tradisi Jawa juga tercermin dalam tradisi kirab membawa patung dewa-dewa yang ada di Kelenteng Tek Hay Kiong ke pantai sekaligus untuk dilakukan ritual peribadatan. Tradisi ini biasanya digelar setiap perayaan Cap Go Meh.  

"Tradisi membawa patung dewa ke laut untuk dijamas setiap peryaaan cap Go Meh itu sama dengan tradisi sedekah laut di kalangan orang Jawa," ujar Wijanarto.

Kontributor : F Firdaus

Load More