SuaraJawaTengah.id - Meski lokasinya tak jauh dari pusat kota, sebuah perkampungan di Kota Tegal kondisinya bertahun-tahun terisolir dari wilayah lain di Kota Bahari.
Perkampungan tersebut yakni Kampung Tirang di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat. Menuju permukiman yang berada di pesisir pantai Kota Tegal ini harus terlebih dahulu menyeberang menggunakan rakit atau perahu milik nelayan dan setelah itu berjalan kaki sejauh sekitar satu kilometer.
Hal itu karena karena wilayah Kampung Tirang dengan wilayah permukiman lainnya di Kelurahan Tegalsari Kota Tegal ini dipisahkan oleh sungai yang menjadi akses kapal dan perahu nelayan pulang-pergi melaut.
Kampung Tirang hanya dihuni oleh 12 kepala keluarga (KK). Mereka meninggali rumah yang mayoritas adalah bangunan semi permanen.
Baca Juga: Awas Kualat! Mitos Angker Sukses Merawat Alam di Desa Margoyoso Magelang
Rumah-rumah tersebut dibuat dengan dinding dari potongan kayu dan papan serta lantainya masih tanah. Sedangkan bagian atapnya ada yang hanya menggunakan seng.
Salah satu warga yang tinggal di Kampung Tirang, Husein, 58, mengaku sudah sejak tahun 2000-an tinggal di Kampung Tirang bersama istri dan seorang anaknya.
"Jumlah warga seluruhnya ada 12 KK. Dari dulu segitu," katanya saat ditemui Suara.com, Jumat (12/2/2021).
Menurut Husein, untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau mengakses layanan kesehatan, warga mesti menyeberangi sungai menggunakan rakit atau perahu nelayan.
"Ada jalan lain tapi harus muter jauh lewat Kelurahan Muarareja pakai motor. Jalannya juga rusak karena di pinggir pantai. Paling cepat nyeberang pakai getek (rakit). Saya juga tidak punya motor, cuma punya sepeda," ucapnya.
Baca Juga: Kampung Paweden, Ini Jejak Kampung Pecinan di Kota Tegal
Selain harus menempuh akses jalan yang sulit untuk keluar-masuk kampung, Husein dan warga lainnya yang tinggal di Kampung Tirang sempat tidak menikmati adanya listrik.
Sebelum teraliri listrik, warga mengandalkan lampu teplok untuk penerangan di rumah saat malam hari. "Listrik baru masuk tiga tahun yang lalu," ujar Husein.
Menurut Husein, tanah yang dia dan warga lain tinggali merupakan tanah milik pemerintah. Dia pun harus bersiap jika sewaktu-waktu diminta pindah.
"Dulunya tanah kosong, tidak berpenghuni. Ini tidak sewa, bayar listrik saja. Nanti kalau disuruh pindah ya pindah lagi," tutur pria yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan harian itu.
Ketiadaan akses jalan yang memadai tak hanya menyulitkan warga ketika hendak menuju ke wilayah lain, tetapi juga membuat sejumlah anak di Kampung Tirang putus sekolah.
Seperti dialami Muhamad Pasetyo. Di usainya yang menginjak 14 tahun, Prasetyo seharusnya sudah duduk di bangku SMP. Namun dia terakhir kali bersekolah kelas 2 SD.
"Dia tidak mau sekolah karena sekolahnya di Kelurahan Tegalsari jauh, harus menyeberang pakai rakit. Kadang tidak ada yang nyebrangin. Pernah pindah ke SD yang di Kelurahan Muarareja biar tidak usah nyeberang, tapi akhirnya juga keluar karena jalannya jauh dan rusak," ujar Sumiyati, 46, ibu Prasetyo.
Selain bersama Prasetyo, Sumiyati tinggal di Kampung Tirang bersama suami dan tiga anaknya yang lain. Dua kakak Prasetyo juga tak tamat SD dan bekerja menjadi ABK di kapal pencari cumi.
"Suami juga nelayan tapi ini lagi nggak melaut, mau buat warung. Kalau anak yang paling kecil usianya 4 tahun. Nggak tahu nanti sekolah apa nggak," tuturnya.
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
-
Pangkas Ketimpangan Pembangunan, Ahmad Luthfi Upayakan Tarik Investor ke Jateng Bagian Selatan
-
Ahmad Luthfi Luncurkan Program Speling, Warga Bisa Periksa Kesehatan Gratis di Balai Desa
-
SERASA Jenang Ayu: Kisah Irawati dan Kelezatan Tradisional yang Tak Lekang Waktu
-
Ribuan Karyawan Sritex Kena PHK, Ahmad Luthfi Siapkan Latihan Kerja
-
Potret Prabowo Ditemani SBY dan Jokowi Pimpin Langsung Upacara Parade Senja di Retreat Kepala Daerah
Terpopuler
- Sejak Dulu Dituntut ke Universitas, Kunjungan Gibran ke Kampus Jadi Sorotan: Malah Belum Buka
- Maharani Dituduh Rogoh Rp 10 Miliar Agar Nikita Mirzani Dipenjara, Bunda Corla Nangis
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Kini Ngekos, Nunung Harus Bayar Cicilan Puluhan Juta Rupiah ke Bank
- Maharani Kemala Jawab Kabar Guyur Rp10 Miliar Biar Nikita Mirzani Ditahan: Kalian Pikir Gak Capek?
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
-
Sibuk Naturalisasi, Jordi Cruyff Beri Nasihat Membumi untuk PSSI
-
Tabel KUR BRI Terbaru, Pinjaman Rp1 Juta Hingga Rp500 Juta dan Bunganya
-
Setoran Pajak Anjlok 41 Persen di Tengah Kebutuhan Anggaran Jumbo Prabowo
-
Pemain Persib dan PSM Dipanggil Klub Spanyol Osasuna, Bek Persija Absen!
Terkini
-
Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini
-
BRI Peduli Bagikan 1.500 Paket Sembako untuk Warga Jatingaleh
-
Curhat Nelayan Cilacap ke Gubernur Ahmad Luthfi: Rebutan Solar hingga Masalah Tambak Udang
-
Pertamina Sabet BUMN Terbaik CSR Jateng: Ungguli Perusahaan Lain dalam Atasi Kemiskinan Ekstrem!
-
Di Tengah Isu Efisiensi, Astra Daihatsu Optimis Capai Target Penjualan di Jateng