Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 18 Februari 2021 | 11:29 WIB
Umat Buddha melakukan kebaktian di pelataran barat Candi Borobudur. Candi tersebut direncanakan akan dijadikan pusat ibadah umat buddha di Indonesia dan Dunia. [ANTARA/Heru Suyitno]

SuaraJawaTengah.id - Candi Borobudur tidak termasuk salah satu tempat suci yang bisa dijadikan pusat peribadatan umat Buddha dunia. Bukan berarti mengabaikan peran penting Borobudur sebagai pusat spiritual keagamaan.

Hal itu disebutkan Bhante Pannavaro Mahathera, salah satu bhikku Indonesia yang menjadi pelopor sejarah agama Buddha abad 19. Bhante Pannavaro adalah pendiri vihara di Candi Mendut tahun 1974 yang menjadi tempat ibadat penting bagi umat Buddha.

Menurut Bhante Pannavaro, umat Buddha mengenal 4 tempat suci yang biasa diziarahi. Tempat suci tersebut berkaitan langsung dengan kisah hidup Siddhartha Gautama atau Sang Buddha.

Sang Buddha sendiri yang melalui kitab suci Triptaka, menyebut keempat tempat suci itu wajib dikunjungi dalam usaha mencari penerangan spiritual. Keempat tempat suci tersebut adalah:

Baca Juga: Revisi UU Cagar Budaya, BPPI Dorong Borobudur Jadi Pusat Ibadat Umat Buddha

Bodh Gaya atau tempat Buddha Gautama mendapat pencerahan. Bodh Gaya merupakan kuil yang terletak di Bihar, India. Ditempat ini terdapat pohon bodhi dimana Buddha Gautama pernah bernaung, menyepi mencapai pencerahan.

Sarnath atau Ishipatana merupakan kota di Uttar Pradesh, India yang dijadikan tempat Buddha Gautama kali pertama menyampaikan ajarannya.

Lumbini atau biasa disebut taman Lumbini terdapat di Nepal. Di tempat ini diyakini Buddha Gautama dilahirkan. Di taman Lumbini terdapat Kuil Mayadewi.

Sedangkan yang terakhir adalah Kunshinara, yang diyakini sebagai tempat Buddha Gautama meninggal dan mendapat Parinirvana atau terbebas dari siklus reinkarnasi. 

Di kota yang sekarang bernama Kushinagar ini dibangun Kuil Parinirvana untuk menghormati Buddha Gautama. 

Baca Juga: Sesuai Undang Undang, Borobudur Tak Bisa Jadi Tempat Ibadah Rutin

“Empat itulah. Saya tidak menyamakan (Borobudur) hanya untuk memudahkan. Mengerti kalau umat Buddha mau ibadat (seperti) umrah ya di keempat tempat tersebut,” kata Bhante Pannavaro Mahathera. 

Namun menurut Bhante Pannavaro, meski Candi Borobudur tidak dicantumkan dalam kitab suci umat Buddha, tempat ini sangat dihormati. Candi Borobudur bahkan disucikan oleh umat Buddha karena unik dan tak ada duanya di dunia.  

Bhante Pannavaro berharap, upacara keagamaan Buddha yang secara insidental seperti Waisak, Asadha, dan acara lainnya dapat terus dilaksanakan di Borobudur.

“Dibantu untuk umat masyarakat ASEAN agar bisa lebih mengerti. Sehingga mereka akan ikut melakukan ibadah disini dan juga diberi kemudahan melakukan upacara ibadah oleh PT Taman Wisata maupun Balai Konservasi Borobudur,” ujar Bhante Pannavaro.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, memastikan pemerintah membuka akses luas bagi umat Buddha untuk menjalani event-event besar keagamaan di Candi Borobudur.   

“Pemerintah jelas mendukung karena ini adalah bagian dari keanekaragaman. Keanekaragaman keyakinan. Apalagi Buddha juga termasuk agama resmi yang diakui di Indonesia. Memberikan kelonggaran dan keluasaan agar umat Buddha bisa melaksanakan ibadat dengan lebih baik. Pasti kami dukung,” kata Muhadjir Effendy kepada wartawan di Bukit Dagi Borobudur, Rabu (17/2/2021). 

Meski bukan termasuk pusat pribadatan umat Buddha dunia, Menteri Muhadjir meyakinkan bahwa upacara-upacara keagamaan Buddha di Candi Borobudur akan ditingkatkan. 

Pemerintah juga memberikan peluang bagi seluruh umat Buddha di dunia untuk hadir di Candi Borobudur. “Nanti ada upacara-upacara keagamaan Buddha yang akan kita tingkatkan. Kita laksanakan dengan cara yang lebih baik, dengan memberikan peluang untuk hadir seluruh umat dunia di Borobudur.” 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy datang ke Borobudur untuk memastikan posisi Candi Borobudur dalam konteks umat Buddha internasional.

Selain melakukan pertemuan dengan Banthe Sri Pannavaro Mahathera, Menteri Muhadjir juga bertemu Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, Dirjen Bimmas Buddha, serta Direktur PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Edy Setijono.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More