SuaraJawaTengah.id - Candi Borobudur tidak termasuk salah satu tempat suci yang bisa dijadikan pusat peribadatan umat Buddha dunia. Bukan berarti mengabaikan peran penting Borobudur sebagai pusat spiritual keagamaan.
Hal itu disebutkan Bhante Pannavaro Mahathera, salah satu bhikku Indonesia yang menjadi pelopor sejarah agama Buddha abad 19. Bhante Pannavaro adalah pendiri vihara di Candi Mendut tahun 1974 yang menjadi tempat ibadat penting bagi umat Buddha.
Menurut Bhante Pannavaro, umat Buddha mengenal 4 tempat suci yang biasa diziarahi. Tempat suci tersebut berkaitan langsung dengan kisah hidup Siddhartha Gautama atau Sang Buddha.
Sang Buddha sendiri yang melalui kitab suci Triptaka, menyebut keempat tempat suci itu wajib dikunjungi dalam usaha mencari penerangan spiritual. Keempat tempat suci tersebut adalah:
Baca Juga: Revisi UU Cagar Budaya, BPPI Dorong Borobudur Jadi Pusat Ibadat Umat Buddha
Bodh Gaya atau tempat Buddha Gautama mendapat pencerahan. Bodh Gaya merupakan kuil yang terletak di Bihar, India. Ditempat ini terdapat pohon bodhi dimana Buddha Gautama pernah bernaung, menyepi mencapai pencerahan.
Sarnath atau Ishipatana merupakan kota di Uttar Pradesh, India yang dijadikan tempat Buddha Gautama kali pertama menyampaikan ajarannya.
Lumbini atau biasa disebut taman Lumbini terdapat di Nepal. Di tempat ini diyakini Buddha Gautama dilahirkan. Di taman Lumbini terdapat Kuil Mayadewi.
Sedangkan yang terakhir adalah Kunshinara, yang diyakini sebagai tempat Buddha Gautama meninggal dan mendapat Parinirvana atau terbebas dari siklus reinkarnasi.
Di kota yang sekarang bernama Kushinagar ini dibangun Kuil Parinirvana untuk menghormati Buddha Gautama.
Baca Juga: Sesuai Undang Undang, Borobudur Tak Bisa Jadi Tempat Ibadah Rutin
“Empat itulah. Saya tidak menyamakan (Borobudur) hanya untuk memudahkan. Mengerti kalau umat Buddha mau ibadat (seperti) umrah ya di keempat tempat tersebut,” kata Bhante Pannavaro Mahathera.
Namun menurut Bhante Pannavaro, meski Candi Borobudur tidak dicantumkan dalam kitab suci umat Buddha, tempat ini sangat dihormati. Candi Borobudur bahkan disucikan oleh umat Buddha karena unik dan tak ada duanya di dunia.
Bhante Pannavaro berharap, upacara keagamaan Buddha yang secara insidental seperti Waisak, Asadha, dan acara lainnya dapat terus dilaksanakan di Borobudur.
“Dibantu untuk umat masyarakat ASEAN agar bisa lebih mengerti. Sehingga mereka akan ikut melakukan ibadah disini dan juga diberi kemudahan melakukan upacara ibadah oleh PT Taman Wisata maupun Balai Konservasi Borobudur,” ujar Bhante Pannavaro.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, memastikan pemerintah membuka akses luas bagi umat Buddha untuk menjalani event-event besar keagamaan di Candi Borobudur.
“Pemerintah jelas mendukung karena ini adalah bagian dari keanekaragaman. Keanekaragaman keyakinan. Apalagi Buddha juga termasuk agama resmi yang diakui di Indonesia. Memberikan kelonggaran dan keluasaan agar umat Buddha bisa melaksanakan ibadat dengan lebih baik. Pasti kami dukung,” kata Muhadjir Effendy kepada wartawan di Bukit Dagi Borobudur, Rabu (17/2/2021).
Meski bukan termasuk pusat pribadatan umat Buddha dunia, Menteri Muhadjir meyakinkan bahwa upacara-upacara keagamaan Buddha di Candi Borobudur akan ditingkatkan.
Pemerintah juga memberikan peluang bagi seluruh umat Buddha di dunia untuk hadir di Candi Borobudur. “Nanti ada upacara-upacara keagamaan Buddha yang akan kita tingkatkan. Kita laksanakan dengan cara yang lebih baik, dengan memberikan peluang untuk hadir seluruh umat dunia di Borobudur.”
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy datang ke Borobudur untuk memastikan posisi Candi Borobudur dalam konteks umat Buddha internasional.
Selain melakukan pertemuan dengan Banthe Sri Pannavaro Mahathera, Menteri Muhadjir juga bertemu Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, Dirjen Bimmas Buddha, serta Direktur PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Edy Setijono.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
-
Ibadah Terganggu, Umat Buddha Cetya Mengadu ke DPRD DKI, Begini Jalan Tengahnya
-
Candi Sojiwan, Candi Bercorak Buddha yang Tersembunyi di Prambanan
-
Tagar Pray for Borobudur Ramai di Medsos, Ini Penyebabnya
-
Gaet Thai Airways, InJourney Bidik Umat Budha di ASEAN Bisa Kunjungi Candi Borobudur
-
Merinding, Kisah Mualaf Sensei Sugimoto dari Buddha Jadi Islam: Dipicu Kata-kata Al Quran Ini
Tag
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Deretan Tablet Redmi Terbaru 2024 dan Spesifikasinya
-
Diskon BRImo hingga Cashback Meriahkan OPPO Run 2024
-
Survei Pilkada Kota Semarang: Yoyok-Joss Unggul Tipis atas Agustina-Iswar
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng
-
Dramatis! Evandro Brandao Jadi Pahlawan, PSIS Curi Poin di Kandang Persik Kediri