SuaraJawaTengah.id - Kasus Covid-19 di Jawa Tengah benar-benar mengalami penurunan. Dua pekan ini, Provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo itu tidak berada di zona merah Covid-19.
Penurunan kasus virus corona itu terungkap dalam rapat evaluasi Covid-19 yang dipimpin Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di ruang rapat gedung A lantai 2 kompleks Pemprov Jateng, Senin (22/2/2021).
Dari 5 Kabupaten/Kota yang masuk zona merah pada 25-31 Januari yakni Kendal, Karanganyar, Cilacap, Blora dan Kebumen, pada dua pekan selanjutnya yakni 1-7 Februari dan 8-14 Februari, tidak ada daerah yang masuk zona merah Covid-19.
"Angka kasus aktif juga terus mengalami penurunan, dari 8.230 pada pekan sebelumnya, pekan ini kasus aktif hanya 7.300. Case Fatality Rate (CFR) juga menurun dan Recovery Rate (RR) juga mengalami peningkatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo.
Yulianto mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit Jateng juga terus menurun, yakni untuk ICU hanya 38,08% dan tempat tidur isolasi hanya 33,01%.
Bahkan sejumlah rumah sakit lanjut Yulianto, mengusulkan menutup layanan isolasi Covid-19 di tempatnya masing-masing dan menjadikan ruangan-ruangan itu untuk perawatan non Covid-19.
"Sudah banyak yang mengajukan untuk menutup tempat isolasi Covid dan memindahkan untuk perawatan non Covid-19, karena memang jumlahnya terus menurun," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta pihak rumah sakit tidak terburu-buru menutup layanan isolasi Covid-19. Meski data menunjukkan penurunan yang signifikan, namun pengelola rumah sakit tidak boleh menutup layanan itu.
"Banyak yang usul agar tempat isolasi itu difungsikan untuk non Covid. Tapi saya bilang hati-hati, jangan dulu ditutup," kata Ganjar.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi 11 Hari Tak Kerja, Sekda Sebut Begini
Jika memang jumlah ruang isolasi yang tidak terpakai cukup banyak, Ganjar meminta rumah sakit menyiapkan ruangan itu sebagai cadangan penambahan tempat tidur ICU. Hal itu penting agar ICU di Jawa Tengah aman.
"Kalau memang ada sisa, silahkan dipakai yang lain. Tapi saya minta dilaporkan dan dikonsolidasikan dengan Dinas Kesehatan. Saya minta tidak tergesa-gesa, saya khawatir ini gelombang pertama yang turunnya bagus, dan nanti kita harus berjaga-jaga, mudah-mudahan tidak, kalau muncul gelombang kedua," tegasnya.
Jangan sampai lanjut Ganjar, ketika gelombang kedua itu muncul, banyak rumah sakit yang gelagapan menangani itu. Meskipun diyakini, semua rumah sakit memiliki pengalaman dan capaian yang bagus terkait penanganan itu.
"Kita harus berjaga-jaga, kalau terjadi gelombang kedua. Meskipun sekarang tingkat keterisian tempat tidur rendah, tapi ojo kesusu (jangan terburu-buru) menutup layanan Covid-19," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025