SuaraJawaTengah.id - Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi tidak melaksanakan kewajibannya sebagai pejabat. Ia dikabarkan menghilang sejak, Kamis (11/2/2021).
Muhamad Jumadi mangkir dari kerja selama selama 11 hari itu. Keberadaan orang nomor dua di Kota Tegal itu tak diketahui.
Dilansir dari Ayosemarang.com, Sekda Kota Tegal Johardi menyebut sudah menghubungi Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi, namun tidak ada jawaban.
"Saya akan menyampaikan informasi bahwa sejak tanggal 11 Februari 2021, pak wakil tidak berada di tempat. Ini info dari ajudan saat itu. Saya telfon pun tidak diangkat," katanya Senin (22/2/2021).
Baca Juga: Penerapan Tilang Elektronik, Polda Jateng Pasang 26 Kamera Pemantau
Bahkan, kata Johardi, istri dari wakil wali kota pun ikut tidak mengetahui keberadaanya.
Saat ditanya keharmonisan keduanya, Johardi mendoaakan agar keduanya lekas kembali seperti sediakala.
"Saya yakin pak wali orangnya sangat baik. Semua bisa bekerja dengan baik. Hanya karena suatu hal yang saya tidak tahu. Tetapi saya doakan hubungan beliau mudah-mudahan bisa cepat kembali semua," ucapnya.
Menghilangnya wakil wali kota diketahui usai beredar isu gesekan dengan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.
Sementara saat dikonfirmasi di rumah dinasnya, Wakil Wali Kota Tegal Jumadi menyangkal bahwa tidak benar kalau dirinya mangkir bekerja selama 11 hari.
Baca Juga: Enam Peserta Bintang Suara Lolos ke Battle Six, Ada Satu dari Jawa Tengah
"Sejak tanggal 11 Februari 2021 saya tidak ngantor? Saya 15 Februari masih ikut kegiatan nelayan di Pelabuhan Jongor. Acara deklarasi nelayan cantrang," ungkapnya.
Sebelumnya, di tanggal 11 Februari 2021, dirinya menemui Menteri KKP Sekti Wahyu Trenggono bersama HNSI Kota Tegal. Artinya, kata Jumadi, ia masih menjalankan tugasnya sebagai wakil wali kota.
"16 dan 17 Februari pun sama. Saya bekerja dari rumah. Hari ini juga sama, saya tidak ngantor tapi saya menerima tamu di rumah," ucapnya.
Jumadi juga membeberkan alasannya tidak berangkat ke kantor. Ia menjelaskan, bahwa sejumlah fasilitas ditarik, dari mulai mobil dinas hingga ajudan pribadinya.
"Kenapa saya tidak ke kantor? Karena nggak ada sopir nggak ada ajudan. Saya juga nggak tahu jadwal, karena nggak ada ajudan. Mereka ditarik sejak 19 Februari," terangnya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui alasan ditariknya sopir dan ajudan. Bahkan, tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
Wakil wali kota juga menepis adanya isu ketidakharmonisan bersama wali kota.
"Tidak ada masalah saya dengan pak wali," tegasnya.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Ahmad Luthfi Sebut Jumlah Penduduk Muslim di Jawa Tengah Capai 97 Juta Jiwa, Benarkah?
-
Cek Fakta: Andika Perkasa Sebut Wisatawan Mancanegara Menginap Kurang dari 2 Malam di Jawa Tengah, Apa Iya?
-
Video Kampanye Prabowo di Pilkada Jateng, Bawaslu: Bukan Pelanggaran!
-
Bawaslu Ungkap Video Prabowo Kampanyekan Luthfi-Yasin Direkam di Rumah Jokowi
-
Warganet Ramai soal Jokowi Dukung Cagub Jateng: Esemka dan Bansos Kembali Disinggung
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
Terkini
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang
-
Semarang Waspada Hujan dan Banjir Rob Akhir Pekan Ini, Ini Penjelasan BMKG
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis