SuaraJawaTengah.id - Warga Jalan Karangwatu, Kelurahan Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Magelang, mengreasikan mural wayang kulit di tembok sepanjang 43 meter. Mural itu menyampaikan pesan anti-hoaks.
Penggagas mural wayang kulit di Karangwatu Magelang, Yulius Iswanto (49 tahun) mengatakan, lakon wayang yang digambar dalam mural adalah “Wisanggeni Lahir”. Lakon ini menceritakan proses kelahiran Wisanggeni yang diwarnai hasutan dan intrik.
“Pesan filosofinya biar tidak mudah terhasut dengan kabar-kabar yang belum tentu benar. Hoaks. Itu yang menyebarkan hoaks Betari Durga,” kata Yulius Iswanto, saat menjelaskan mural wayang kulit di Desa Pucungrejo, Magelang, Rabu (24/2/2021).
Menurut Yulius Iswanto, maksud mengreasikan mural adalah mengenalkan tradisi wayang kulit kepada generasi muda. “Saya punya misi tersendiri untuk bagaimana nanti generasi lanjut itu demen dan kenal wayang,” ujar Yulius.
Baca Juga: Mantul! Ada Mie Ayam Berbumbu Rendang di Magelang
Sekitar setahun lalu, Pemerintah Kelurahan Pucungrejo mengusulkan membuat mural untuk menghias tembok-tembok yang kosong. Saat itu belum diputuskan tema mural yang akan menghiasi tembok-tembok kosong.
“Saya punya angan-angan seandainya nanti mau mewujudkan mural dinding itu, saya bikin dengan tema wayang. Sekitar dua minggu lalu saya terbersit niat untuk mengawali sketsa wayang ini.”
Iswanto kemudian berembuk dengan warga sekitar Jalan Karangwatu. Warga mengajukan proposal dana pegadaan cat ke Kelurahan Pucungrejo.
“Tenaga (dari) warga. Ini sukarela. Ini sudah sekitar dua minggu jalan. Dikerjakan pagi-siang-malam. Pokoknya mereka juga (sudah) pada ketularan kalau sedang mood,” ujar Iswanto.
Seluruh sket mural digambar oleh Iswanto. Pengecatan detil wayang dilakukan oleh warga secara sukarela.
Rangkaian kisah “Wisanggeni Lahir” dibagi dalam beberapa babakan gambar. Dimulai dari babakan bertemunya Betara Guru, Betara Narada, dan Betara Bromo di Kayangan yang merencanakan membunuh Wisanggeni.
Baca Juga: Heboh! Andin dan Al Balikan, Emak-emak Magelang Gelar Syukuran Ikatan Cinta
Betara Guru atas hasutan istrinya Dewi Uma, meminta Betari Dresanala membunuh anaknya Wisanggeni yang masih dalam kandungan. Dewi Uma menganggap Wisanggeni sebagai buah perkawinan Arjuna dan Betari Dresanala akan dilahirkan sebagai anak sukerto yang layak dimakan Betara Kala.
Berita Terkait
-
3 Jalur Alternatif Mudik ke Magelang Tanpa Macet dari Semarang, Jogja dan Purwokerto
-
Koar-koar Efisiensi, Mendagri Tito Sebut Dana Retret Rp13 M Bentuk Investasi: Kalau Gak Efisien Kasihan Rakyat
-
Retret Magelang Dilaporkan ke KPK, Mendagri Tito soal PT Lembah Tidar: Kami Tak Peduli Siapa Pemiliknya, Terpenting...
-
Dilaporkan ke KPK, Mendagri Beberkan Alasan Pilih PT Lembah Tidar Jadi Vendor Retret Kepala Daerah
-
Gindring Waste: Tengkorak, Kritik Sosial, dan Kegelisahan Seniman di Tengah Intimidasi
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Pemudik Lokal Dominasi Arus Mudik di Tol Jateng, H+1 Lebaran Masih Ramai
-
Koneksi Tanpa Batas: Peran Vital Jaringan Telekomunikasi di Momen Lebaran 2025
-
Hindari Bahaya, Polda Jateng Tegaskan Aturan dalam Penerbangan Balon Udara
-
Wapres Gibran Mudik, Langsung Gercep Tampung Aspirasi Warga Solo!
-
Tragedi Pohon Tumbang di Alun-Alun Pemalang: Tiga Jamaah Salat Id Meninggal, Belasan Terluka