SuaraJawaTengah.id - Ancaman tengelamnya di pesisir utara pulau jawa kian nyata. Tidak hanya di Pekalongan, tetapi Kota Semarang hingga Demak juga memiliki ancaman penurunan tanah.
Pekalongan, Kota Semarang, dan Demak masuk kategori zona merah penurunan muka tanah serta abrasi yang meningkatkan risiko tenggelam.
Pada kenyataannya setiap tahun wilayah pantura termasuk Kota Semarang, Demak, dan Pekalongan, khususnya di bagian pesisir, mengalami banjir yang disebabkan pasang surut air laut atau biasa disebut rob.
Dilansir dari Solopos.com, Peneliti geodesi dari Institut Teknologi Bandung, Heri Andreas, tidak terkejut bila daerah-daerah di jalur pantura Pulau Jawa terendam banjir pada 2021 ini.
Baca Juga: Info Jalur Tikus Mudik Beredar di Facebook, Ini Langkah Polisi
Sebab, Heri dan timnya telah menemukan adanya penurunan tanah (land subsidence) yang mengerikan di jalur pantura sejak beberapa tahun lalu.
Sejalan dengan hal tersebut Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, mengatakan bahwa berdasarkan data hasil penelitian pada 2016-2018 tercatat penurunan permukaan tanah di pesisir Kota Semarang sekitar 10 cm per tahun.
Pada Desember 2020 lalu, Eko Budi Lelono yang menjabat sebagai Kepala Bada Geologi menyebut kawasan pantai utara (pantura) Jawa Tengah berkembang pesat dari berbagai bidang.
Namun di balik perkembangan itu terdapat fenomena bencana geologi yang dapat merugikan di kemudian hari, yaitu penurunan tanah di beberapa wilayah termasuk Semarang, Demak, dan Pekalongan yang terancam tenggelam.
Fenomena ini mengakibatkan hilangnya lahan persawahan, tambak, pemukiman, serta tempat kegiatan ekonomi masyarakat yang disebabkan oleh bencana geologi tersebut.
Baca Juga: Heboh Info Jalur Tikus di Pantura Bocor ke Facebook, Polisi Bilang Begini
Fenomena amblesan tanah merupakan bahaya geologi (silent disaster) karena adanya penurunan massa tanah pada lapisan tanah yang mengakibatkan dataran menjadi banjir dan masuknya rob laut ke daratan.
Hingga saat ini belum ada penelitian yang mengetahui kapan kejadian amblesan tanah khususnya di Pantura ini akan berhenti.
Berita Terkait
-
Reza Rahadian Jadi Sutradara, Persembahkan Film Pangku untuk Ibu Tercinta
-
Pinjam Kantor Polisi, KPK Periksa Ketua DPRD Semarang Terkait Kasus Korupsi Walkot Ita
-
Periksa Anggota DPRD Kota Semarang, KPK Cecar Soal Pengaturan Lelang di Pemkot
-
Tewaskan 6 Orang, Begini Kronologi Tabrakan Maut Bus Surya Bali Vs Tronton di Pantura Pati
-
Skill Jogo Bonito Rekan Justin Hubner di Belgia: Posisi Winger Berdarah Pekalongan
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Dukungan Jokowi dan Prabowo Tak Mampu Dongkrak Elektabilitas Luthfi-Yasin? Ini Hasil Survei SMRC
-
Semarang Diperkirakan Hujan Ringan, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Pentingnya Sanitasi Dasar untuk Kesejahteraan Warga Jawa Tengah
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Purwokerto: Trik Manfaatkan AI Untuk Sumber Pendapatan Baru
-
Produktivitas Sumur Tua Melejit, BUMD Blora Hasilkan 410.000 Liter Minyak!